Liputan6.com, Jakarta - Tri Rismaharini (Risma) telah menjadi Wali Kota Surabaya selama hampir 10 tahun. Saat ini, Risma menjalani periode dua kepemimpinannya sebagai wali kota Surabaya pada 2016 hingga sekarang.
Dengan gaya kepemimpinannya yang khas, banyak perubahan yang Risma berikan di Surabaya, Jawa Timur. Saat kuliah, Risma menempuh pendidikan sarjana di jurusan Arsitektur di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan dilanjutkan pada pendidikan pascasarjana Manajemen Pembangunan Kota di ITS.
Atas jejak pendidikan tersebut, tak heran bila banyak perombakan kota yang Risma lakukan untuk Surabaya. Banyak taman baru yang Risma resmikan dalam masa jabatannya. Selain taman, perempuan kelahiran 20 November 1961 ini juga menanamkan tanaman unik untuk mempercantik ruang terbuka di Surabaya.
Baca Juga
Advertisement
Berikut ini adalah lima jurus Risma dalam merombak area terbuka di Surabaya yang Liputan6.com lansir dari Kisah, Perjuangan, dan Inspirasi Tri Rismaharini karya Ervina Pitasari, Rabu (16/10/2019):
1. Rehabilitasi Taman Bungkul
Sebelum menjadi Wali Kota Surabaya, pada 2005 Risma sempat menjabat sebagai Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota. Dalam masa jabatan tersebut, Risma merasa prihatin dengan keadaan Taman Bungkul yang terbengkalai.
Akhirnya Risma pun menindaklanjuti kondisi Taman Bungkul dengan melakukan rehabilitasi. Taman Bungkul yang tadinya terbengkalai telah berubah menjadi taman yang asri dan nyaman untuk dikunjungi. Taman Bungkul adalah taman yang teletak di jalur protokol Surabaya yang menggunakan konsep minimalis dan modern.
Kini, Taman Bungkul telah diakui sebagai taman terbaik se-Asia. Selain itu, dalam riset yang dilakukan Enciety Business Consult pada 2017, Taman Bungkul menjadi salah satu taman favorit untuk dikunjungi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Bunga-Bunga Penghias Surabaya
2. Bunga Tabebuya, Penghias Jalan di Surabaya
Tabebuya adalah jenis pohon peneduh yang akan mengeluarkan bunga pada saat musim kemarau. Ketika sudah masuk masa mekarnya, bunga dari Tabebuya akan bermunculan dengan warna kuning, merah muda, dan putih. Bila dilihat sekilas bunga Tabebuya akan mirip dengan bunga Sakura.
Atas dasar ingin membuat jalanan di Surabaya lebih asri dan indah dipandang, Risma memulai menanam beberapa pohon Tabebuya pada 2010. Setelah melihat pertumbuhannya yang membutuhkan banyak cahaya matahari agar maksimal, akhirnya Risma menentukan beberapa lokasi untuk ditanami Tabebuya.
Beberapa kawasan yang tertanam Pohon Tabebuya antara lain Tugu Pahlawan dan Bundaran Pelangi. Biasanya bunga Tabebuya akan mekar pada Oktober dan November, atau bisa lebih cepat.
3. Bunga Ungu dari Jakaranda
Selain Tabebuya, Surabaya juga dipercantik dengan Pohon Jakaranda. Penanaman pohon ini adalah inisiatif Risma agar warga dan wisatawan tidak bosan dengan Tabebuya.
Jakaranda adalah pohon yang memiliki bunga berwarna ungu layaknya Sakura. Hal yang berbeda antara Tabebuya dan Jakaranda terletak pada batangnya.
Tabebuya memiliki batang yang lunak. Sedangkan batang Jakaranda termasuk batang keras. Selain itu, daun pohon ini lebih lebar dan rindang serta berwarna ungu.
Selain untuk mempercantik Kota Pahlawan, tanaman ini juga dimaksudkan untuk mengurangi polusi. Pohon Jakaranda sudah ditanam sejak 2015 dan hingga saat ini sudah ada sekitar 1.000 batang.
Advertisement
Taman Harmoni Keputih Hasil Sulapan Risma
4. Taman Harmoni Keputih
Sebelum disulap, Jalan Keputih Tegal Timur Nomor 241 Sukolilo, Surabaya adalah lokasi bekas tempat pembuangan sampah yang sudah tidak terurus. Lokasi ini menjadi tempat yang tidak enak dipandang di Surabaya.
Melihat hal tersebut, Risma menyulap lokasi ini menjadi taman yang apik dan cantik yaitu Taman Harmoni Keputih. Tumpukan sampah telah berganti menjadi beberapa pohon sakura yang sengaja ditanam di sana. Di sinilah satu-satunya taman yang tertanam Pohon Sakura di Surabaya.
Selain pohon Sakura, terdapat banyak jenis tanaman bunga lain yang menambah kecantikan taman tersebut. Seluruh bunga ditanam dan dipisahkan menurut jenis dan warnanya. Selain berwisata, banyak pengunjung yang menggunakan lokasi ini sebagai tempat pemotretan.
5. Hawa Sejuk di Sungai Kalimas
Salah satu lokasi yang dirombak oleh Risma juga adalah Sungai Kalimas. Kondisi lingkungan sungai ini sebelumnya terkenal dengan hawa yang panas. Namun berkat Risma, kini Sungai Kalimas dikelilingi beberapa pohon besar.
Perombakan Sungai Kalimas ini sudah Risma lakukan sejak masih menjabat sebagai Kepala Dinas. Melihat kondisi air sungai Kalimas yang memang tidak jernih, maka Risma mengoptimalkan untuk mempercantik daerah sekitarnya.
Kini sepanjang Sungai Kalimas juga dikelilingi taman. Misalnya di dekat patung monumen Hiu Sura dan Baya, Risma membangun Taman Saket dan BMX. Selain itu, terdapat pula taman khusus olahraga mendaki di dekat Sungai Kalimas.
(Kezia Priscilla, mahasiswi UMN)