Manfaatkan Sampah, Warga di Kampung ATM Tangerang Punya Spot Foto Unik

Kampung yang masuk dalam program Kampung Kita Kota Tangerang itu memang dulunya diakui Suparno sangatlah kumuh

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 14 Okt 2019, 21:41 WIB
Salah seorang anak berpose disalah satu spot berisi hiasan jam dalam berbagai bentuk. (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Liputan6.com, Tangerang - Ratusan warga di RW 02, Gondrong, Kota Tangerang menjadikan area fasilitas umum di lingkungannya menjadi spot-spot ciamik untuk berswafoto. Yang unik, spot-spot monarki itu dibuat dari bahan Sampah yang bisa didaur ulang.

Seperti yang terlihat di salah satu sudut gang, kepingan CD disusun kemudian digantung apik sehingga menimbulkan gradasi warna pelangi dari pantulan kepingannya. Lalu ada juga jam dinding yang didekor ulang dengan cara di tempel didinding, kemudian ditambahkan mural indah karya warga setempat. 

Atau, mau sekedar berswafoto di taman lampu warna-warni, bisa juga ke salah satu sudut kebun milik warga setempat. Ada juga yang diukir berbentuk hati, sehingga bisa jadi swa foto favorit para pendatang.

Warga RW 02 suka menyebut lingkungan baru mereka yang bermetamorfosa dari kumuh menjadi tertata dan cantik itu dengan sebutan 'Kampung ATM'. "Kampung Atur, Tata dan Modifikasi, itu artinya," ujar Suparno, warga setempat yang juga penggagas Kampung ATM.

Kampung yang masuk dalam program Kampung Kita Kota Tangerang itu memang dulunya diakui Suparno sangatlah kumuh. Lambat laun, karena keguyupan, kekompakan serta kerukunan warganya, akhirnya sepakat untuk mau bersama-sama ditata oleh pemerintah kota setempat.

Modalnya tidak besar, Suparno mengaku warga sekitar hanya memanfaatkan limbah yang ada. Atau sampah-sampah yang bisa didaur ulang, dipercantik, sehingga mempunyai daya pikat sendiri.

"Misalnya nih, ada warga yang merenovasi rumah, barang-barang yang tidak terpakainya kita minta, lalu dijadikan seperti ini," ujar Suparno.

Dia pun mengaku, kampungnya jadi ramai dikunjungi warga dari luar lingkungannya. Terlebih kalau malam hari, banyak yang sekedar memarkirkan motor, kemudian berswafoto di area kampungnya.

"Enggak nyangka, dari yang dulunya kumuh bermodal kekompakan warga dan memanfaatkan barang limbah, jadi banyak dikunjungi warga luar. Juga kampung jadi teduh, hijau," katanya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya