Survei Populi: Pengaduan Balai Kota Era Ahok Jauh Lebih Baik dari Anies

Jefri menjelaskan, di era Ahok, pengaduan warga di balai kota diterima dan direspons langsung oleh Gubernur.

oleh Ratu Annisaa Suryasumirat diperbarui 15 Okt 2019, 03:39 WIB
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bertemu saat pelantikan anggota DPRD DKI Jakarta, Senin (26/8/2019)

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Populi Center merilis hasil survei jelang dua tahun kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Survei ini juga membandingkan kinerja Anies Baswedan dengan Gubernur DKI Jakarta era sebelumnya, yakni Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Berdasarkan hasil survei, sebagian besar masyarakat Jakarta menilai bahwa Ahok jauh lebih unggul dari Anies dalam menangani pengaduan di Balai Kota DKI.

“Untuk kebijakan pengaduan di balai kota, baik dalam pertanyaan eksperimen maupun kontrol, kebijakan Ahok (eksperimen: 60,0 persen; kontrol: 63,0 persen) unggul jauh dari kebijakan Anies (eksperimen: 27.7 persen; kontrol: 27,3 persen),” ungkap Peneliti Populi, Jefri Ardiansyah melalui rilis survei yang diterima Liputan6.com, Senin (14/10/2019).

Jefri menjelaskan, di era Ahok, pengaduan warga di balai kota diterima dan direspons langsung oleh Gubernur. Sedangkan di era Anies Baswedan, pengaduan warga di balai kota diterima dan direspons hanya oleh dinas di Pemprov DKI.

Sebanyak 63,0 persen responden menjawab bahwa cara Ahok yang langsung menjawab dan merespons aduan lebih baik dari cara Anies, di mana hanya sebanyak 27,3 persen setuju bahwa aduan warga diterima dan direspons oleh dinas terkait.

Meski begitu, Jefri menyebut bahwa sebagian besar masyarakat tetap puas terhadap pelaksanaan kebijakan pengaduan di balai kota oleh pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

“Sebagian besar masyarakat puas terhadap pelaksanaan kebijakan pengaduan di Balaikota oleh pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan 58.2 persen dan terdapat 29.3 persen yang menyatakan tidak puas,” ujar Jefri.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Metode Penelitian

Jefri menjelaskan, penelitian ini dilakuakan secara ilmiah dengan metode tertentu yang menjamin distribusi sampel secara memadai. Proporsi gender laki-laki dan perempuan juga ditentukan sebesar 50:50, dan sampel diambil dari 600 responden.

“Responden dipilih secara random dan bertingkat, mulai dari pengacakan untuk Kelurahan, Rukun Tetangga, Keluarga, dan akhirnya responden terpilih,” ujar Jefri.

Kuisioner ini membandingkan kinerja Anies Baswedan dengan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok. Kuesioner pertama (eksperimen) bertuliskan nama gubernur dan program kerja, sedangkan kuesioner kedua (kontrol) hanya berisikan program kerja.

“Dalam model eksperimental ditemukan bahwa secara rasional dengan pertanyaan kontrol menunjukan bahwa program Ahok dianggap lebih baik dari program Anies oleh warga Jakarta,” jelas Jefri.

“Dengan pertanyaan eksperimen, program bantuan dana pendidikan Ahok dianggap tepat oleh 34,3 persen masyarakat sedangkan kebijakan Anies sebesar 55,0 persen, setelah dilakukan kontrol kebijakan Ahok justru dianggap lebih baik dari kebijakan Anies dengan masing-masing 46,0 persen dan 45,0 persen,” dia mengakhiri.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya