Fakta di Balik Foto Viral Skripsi Dicoret Sampah oleh Dosen Pembimbing

Banyak warganet yang protes karena dosen yang dinilai tidak menghargai karya mahasiswanya.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 15 Okt 2019, 15:00 WIB
twitter @fierza

Liputan6.com, Jakarta - Dosen pembimbing skripsi sering dikenal menyebalkan dan merepotkan oleh beberapa mahasiswa. Tidak jarang ada mahasiswa menjadi stres karena hasil skripsinya yang seakan-akan ‘dihina’ oleh dosen pembimbingnya sendiri.

Sebuah unggahan yang baru-baru ini viral di Twitter membuat kontroversi antar warganet, lantaran seorang mahasiswa dengan akun Twitter @fierza memperlihatkan foto kertas revisi skripsinya yang ditulis “Sampah” oleh dosen pembimbingnya.

Banyak warganet yang protes karena dosen yang dinilai tidak menghargai karya mahasiswanya. Ternyata, fakta yang terjadi tidaklah demikian.


Sony Kusumasondjaja

twitter @KusumasondjajaS

Dosen tersebut bernama Sony Kusumasondjaja yang ikut berkomentar perihal tersebut melalui akun twitter @KusumasondjajaS.

Ia merupakan dosen di Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur. Sejak Minggu (13/10/2019), akun Twitter @KusumasondjajaS dibanjiri komentar warganet karena perilakunya sebagai dosen pembimbing terhadap mahasiswa.


Dosen yang Blak-Blakan

twitter @fierza

Sony kerap mengomentari karya skripsi mahasiswanya dengan blak-blakan. Salah satunya adalah dengan mengatakan karya mahasiswanya “Sampah.” Hal tersebut mengundang komentar warganet yang tidak setuju dengan perlakuan tersebut.

Bukannya mendukung pernyataan warganet, mahasiswa yang dibimbing Sony justru membela Sony sebagai dosen pembimbingnya.

“Saya di sini bahagia, tidak mengeluh, dan justru saya sangat terbantu dengan TAMPARAN beliau. Karena saya takut dapet SAMPAH lagi, saya jadi membiasakan diri untuk cari referensi sebelum menulis, tulis akun Twitter @fierza, salah satu mahasiswa bimbingan Sony.

Foto Sony Kusumasondjaja (twitter @kusumasondjajaS)

Awalnya, akun Twitter @fierza mengunggah foto dari Story Instagram yang memperlihatkan skripsi mahasiswanya. Terlihat dalam kertas skripsi tersebut dituliskan kata-kata yang menyulut emosi warganet.


Jalan-Jalan Bersama Dosen Pembimbing

Potret jalan-jalan dosen pembimbing dan mahasiswanya (twitter @KusumasondjajaS)

Akun @KusumasondjajaS kemudian bercerita bahwa seminggu sebelumnya, ia dan mahasiswa bimbingannya jalan-jalan selama 4 hari di Kota Jogja dan Solo. Sony mengatakan bahwa selama jalan-jalan tersebut, ia dan 12 mahasiswanya berkuliner, tertawa bersama, sambil berdiskusi mengenai skripsi.

“Hubungan kami deket banget. Dosen pembimbing Anda begitu juga?” tulis akun Twitter @KusumasondjajaS pada Senin (14/10/2019).

Sony bahkan bersedia mendiskusikan skripsi atau tesis dengan mahasiswanya melalui grup chat Line. Sehingga mahasiswa tidak perlu menunggu berjam-jam di kampus.

“Bisa bimbingan/diskusi tiap hari. Dosen Anda juga begini?” tanya Sony sekali lagi dalam twitnya.

twitter @KusumasondjajaS

Sindiran Kepada Warganet

twitter @KusumasondjajaS

Sony menyindir warganet yang langsung menghakimi tanpa mengenal pribadi mahasiswa maupun dirinya sebagai dosen. Ia mengatakan bahwa orang yang menghakimi hanya karena melihat dua foto merupakan orang yang bermasalah dan berpikiran buruk.

“Kalau Anda cuma melihat DUA FOTO yg mengusik pikiran Anda, lalu Anda merasa berhak menghakimi dan memaki orang2 yg terlibat di foto itu (tanpa paham konteksnya), berarti yang bermasalah adalah Anda. Dan pikiran buruk Anda. Bukan siapapun yg ada di foto itu,” tulis Sony.

Penulis:

Timothy Juliano

Universitas Multimedia Nusantara

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya