Liputan6.com, Jakarta - Muhammad Fahmi Husein mahasiswa Prodi Komputer dan Sistem Informasi, Sekolah Vokasi UGM yang merupakan seorang penyandang disabilitas mampu meraih mimpinya.
Dengan memiliki keterbatasan fisik yang dimiliki, Fahmi mampu menciptakan desain electric car atau mobil listrik. Menjadi penyandang disabilitas justru membuatnya semangat untuk meraih prestasi.
Advertisement
Pemuda kelahiran 18 Mei 1997 itu mengidap kelainan otot atau bahasa medisnya, Duchne Muscular Distropy (DMD). Penyakit ini membuat otot Fahmi tak seperti manusia pada umumnya. Bahkan sejak duduk dibangku kelas 4 SD, penyakit DMD yang dideranya membuat Fahmi tidak bisa berjalan lagi.
Dengan keterbatasan yang dimilikinya sekarang, Fahmi ternyata mampu meraih prestasi desain terbaik dalam kompetisi Electric Car Design Contest yang digelar oleh Muscle Car Indonesia (MCI).
Untuk membuat desain electric car atau mobil listrik tersebut, Fahmi mengaku membutuhkan waktu kurang dari satu bulan.
Dia yang merupakan seorang disabilitas itu membutuhkan waktu istirahat dalam mengerjakan desainnya pada malam hari hingga pagi hari.
"Saya merancang konsep desain mobil listrik yang dinamis dan elegan. Konsep ini memiliki bentuk mobil dinamis memaksimalkan aliran angin untuk meningkatkan pengendalian namun tetap memiliki desain yang simple," ujar Fahmi.
Putera dari Anik Marwati dan Murtandlo itu menjelaskan, untuk mendesain mobil listrik hingga selesai, dirinya harus menggunakan beberapa software maupun aplikasi.
Di antaranya Adobe Illustrator, Autodesk Alias, Solidworks, dan Keyshot.
"Sketsa yang sudah dibuat diproyeksikan ke blueprint dengan tampilan depan, samping dan atas sebagai panduan untuk membuat model 3D," kata Fahmi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Miliki Banyak Prestasi
Prestasi yang telah Fahmi raih saat ini bukanlah diperoleh secara tiba-tiba. Sejak duduk di bangku SMP dia aktif mengikuti berbagai lomba dan berhasil mendapatkan juara tiga di gelaran Indonesia ICT Award 2010.
Selanjutnya, Fahmi meraih medali perak di Olimpiade Sains Nasional (OSN) Difabel 2015 dan dia telah memiliki buku tentang desain mobil 3D.
Mahasiswa angkatan 2016 ini mengaku prestasi yang diraihnya tak lepas dari dukungan keluarga terutama dari ibunya. Sang ibu selalu mendampingi Fahmi dalam setiap aktivitasnya, termasuk saat mengikuti kompetisi kemarin.
Fahmi menceritakan dirinya sempat terpuruk karena penyakit yang dideritanya. Fahmi juga sempat frustasi melihat kondisinya yang mengalami gangguan otot. Tetapi berkat dukungan dari ibu dan keluarganya, Fahmi mampu bangkit dari keterpurukan tersebut.
"Jangan takut dengan keterbatasan. Jangan takut berkarya. Lakukan yang bisa dilakukan," tutup Fahmi.
(Annisa Suryanie)
Reporter : Purnomo Edi
Sumber : Merdeka.com
Advertisement