Akibat Penyakit Oftalmopati Graves, Pasien Bisa Kehilangan Pekerjaan

Dampak buruk dari penyakit oftalmopati Graves (OG), pasien bisa kehilangan pekerjaan.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 16 Okt 2019, 08:00 WIB
Dampak buruk dari penyakit oftalmopati Graves (OG), pasien bisa kehilangan pekerjaan

Liputan6.com, Jakarta Dampak buruk dari penyakit oftalmopati Graves (OG), pasien bisa kehilangan pekerjaan. OG berawal dari penyakit Graves (yang termasuk kelainan autoimun) yang makin parah.

Peradangan pada sistem imum memunculkan penyakit OG, yang ditandai gangguan mata, seperti mata menonjol. Jika tidak segera mendapat pengobatan, maka dampak buruk jangka panjang bisa dialami pasien.

"Efek negatif jangka panjangnya, pasien OG bisa kehilangan pekerjaan (3 persen). Efek lain, banyak pasien yang cuti sakit (36 persen), pekerjaan dinonaktifkan (28 persen), dan pensiun dini (5 persen)," papar dokter spesialis penyakit dalam Imam Subekti saat acara konferensi pers "Kolaborasi dalam Pengelolaan Tiroid di Indonesia" di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (14/10/2019).

Seluruh efek OG di atas berdasarkan studi di Jerman yang ditulis Wiersinga dalam jurnal berjudul "Combine thyroid-eye clinics in the management of Graves opthlmopathy" pada tahun 2015. Jurnal tersebut termaktub pada buku dengan judul "Graves disease, 1st ed. New York: Springer Science+Business Media.

"OG biasanya berdampak negatif jangka panjang pada pekerjaan," lanjut Imam.

 


Berhenti Merokok

Ilustrasi Foto Kemasan Rokok (iStockphoto)

 

Upaya mencegah OG makin memperburuk pasien, salah satunya berhenti merokok. Menurut survei Europen Thyroid Association (ETA), insiden OG menurun 43 persen.

Studi lain, risiko kejadian diplopia (penglihatan ganda) meningkat 7 persen pada pasien OG yang merokok lebih dari 20 batang per hari. Risiko menurun hingga 1,9 persen pada mantan perokok.

"Hentikan kebiasaan merokok sebagai upaya pencegahan OG tidak makin buruk. Kalau dia tetap merokok, penyakitnya akan 'menetap' (makin parah dan lama sembuh)," tambah Imam yang sehari-hari praktik di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta.

Gangguan mata pada pasien OG bisa kian memerah mata. Lama-lama bola mata tidak simetris. Misal, bola mata kanan normal, sedangkan sebelah kiri menonjol.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya