Liputan6.com, Jakarta Sebagai seorang ibu dari anak dengan asma membuat aktris Zaskia Adya Mecca berharap agar semua puskesmas di Indonesia, memiliki layanan kesehatan berupa alat uap nebulizer. Hal ini karena fasilitas itu bisa lebih dekat dengan masyarakat.
"Saya berharap pemerintah bisa memberikan fasilitas terbaik bagi masyarakat untuk menanggulangi asma," kata Zaskia Adya Mecca di Jakarta beberapa waktu lalu, ditulis Selasa (15/10/2019).
Advertisement
Dalam temu media Senin kemarin, istri sutradara Hanung Bramantyo itu mengatakan bahwa dalam sebuah program penanggulangan asma di mana dirinya terlibat, terungkap bahwa banyak puskesmas yang belum memiliki peralatan nebulizer untuk penderita asma.
"Padahal alat uap itu pertolongan pertama untuk asma. Bayangkan orang dari rumah kena asma, sampai puskesmas saja alhamdulillah. Tahunya sampai ke sana tidak ada alat inhalasinya harus ke rumah sakit. Itu tidak masuk bayanganku," kata Zaskia.
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Puskesmas Lebih Terjangkau Masyarakat
Zaskia mengungkapkan dirinya pernah mengalami kejadian di mana anaknya Bhai Kaba, mengalami asma kumat ketika mereka berada di tengah jalan tol. Dia dan Hanung mengatakan sempat kesulitan mencari alat inhalasi di puskesmas sehingga harus mencari rumah sakit.
"Itu sedih banget. Jadi aku berharap pemerintah bisa menyediakan fasilitas nebulizer di seluruh puskesmas. Kenapa puskesmas? Karena puskesmas lebih mudah dijangkau, masyarakat lebih pede ke puskesmas, kita tidak takut biaya mahal atau tidak dan banyak titiknya di Indonesia," kata wanita 32 tahun ini.
Theresia Sandra Dian Ratih, Kepala Subdirektorat Penyakit Paru Kronis dan Gangguan Imunologi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia juga mengatakan bahwa puskesmas sesungguhnya berperan penting bagi perawatan penderita asma. Selain karena lebih murah di masyarakat, negara juga tidak ikut terbebani tanggungan BPJS Kesehatan.
"Kita berharap puskesmas bisa menyelesaikan lebih banyak kasus, dengan harapan bisa ditekan di puskesmas agar tidak sampai ke rujukan. Ini berarti biayanya juga berkurang."
"Dari sisi masyarakat penderita, tentu mereka yang terkena eksaserbasi terus menerus, misalnya anak-anak kena sebulan dua atau tiga kali, tentu dia tidak sekolah, kemampuan menerima pelajaran juga menurun. Akhirnya kualitas hidupnya menurun," kata Sandra menambahkan.
Advertisement