Liputan6.com, Jakarta - Sejak berpisah dari Basuki Tjahaja Purnama alias BTP alias Ahok, Veronica Tan disibukkan dengan berbagai kegiatan terutama di bidang seni dan kemanusiaan. Namun setelah BTP tak lagi menjadi pejabat, apalagi setelah berpisah dengannya, Veronica tak bersinggungan lagi dengan dunia politik.
Lalu apa hubungan wanita yang masih betah melajang ini dengan Medan? Seperti diketahui, Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) menangkap Wali Kota Medan Dzulmi Eldin melalui operasi tangkap tangan ( OTT).
Tim KPK juga mengamankan uang lebih dari Rp200 juta dalam OTT tersebut. Hal itu tentunya disesalkan banyak pihak. Salah satunya Sekretaris Jendral Generasi Optimis (GO) Indonesia, Tigor Mulo Horas Sinaga.
Baca Juga
Advertisement
"Kami sangat menyesalkan, ini sangatlah parah, karena tiga kali berturut-turut Wali Kota Medan ditangkap KPK. Apa pejabat-pejabat korup itu tak mau belajar dari peristiwa-peristiwa sebelumnya," ucap Horas di Jakarta.
Sekjen GO Indonesia itu menambahkan, bobroknya mental koruptif di Pemkot Medan adalah indikator kuat kalau kota itu butuh pembaruan. "Sejak Agustus 2019 lalu kami menyerukan perubahan di Medan, karena kami sadar, Pemkot Medan perlu pembaruan. Perlu penyegaran," ucapnya.
Seperti diketahui sebelumnya, GO Indonesia menyerukan pembaruan di Pemkot Medan dengan mengusulkan nama Veronica Tan sebagai bakal calon Wali Kota yang baru. Horas menjelaskan, Kota Medan perlu mendapatkan sentuhan khas seorang pemimpin yang bersih, lembut sekaligus tegas dan kuat. Karena Pemkot Medan terkenal budaya yang korupsi dan itu hanya bisa diatasi oleh orang yang bersih.
"Kami Generasi Optimis mendorong Ibu Veronica untuk maju di Pilkada Medan 2020. Beliau orang yang bersih. Rekam jejaknya jelas. Karena situasi di Medan sudah mendesak, kami harap Bu Veronica Tan bersedia maju sebagai calon Wali Kota Medan tahun 2020," harapnya.
Horas menambahkan, Veronica yang lahir di Medan pada 6 September 1977 adalah sosok wanita tangguh, penyabar, ulet dan hal tersebut telah terbukti pernah mendampingi seseorang dari zero sampai jadi hero.
"Ibu Veronica sudah berhasil mengantar salah seorang putra terbaik bangsa menjadi Gubernur DKI. Dan terbukti Gubernur itu sewaktu menjabat terkenal paling bersih dan antikorupsi. Nah, Medan kan kota besar yang keras, kota ini butuh pemimpin yang keras pula. Kota Medan butuh butuh Veronica," tukasnya.
Horas menilai peran seorang istri sangat penting bagi semua pria, terutama pejabat publik. Jatuh bangunnya karir politik maupun militer seseorang juga dipengaruhi oleh istri.
"Lihat saja BTP waktu masih bersama Bu Veronica, terbukti ia berhasil memimpin Belitung dan DKI Jakarta. BTP tidak korupsi, padahal dana DKI besar sekali. Itu bukti bahwa istri yang baik mengangkat derajat suami," tutur Horas.
Generasi Optimis Indonesia menilai pengalaman Bu Veronica selama menemani Wakilnya Pak Jokowi waktu memimpin Jakarta membekalinya dengan hal-hal penting untuk hadapi tantangan yang biasa dihadapi oleh pemimpin di kota besar.
"Atas dasar itu Generasi Optimis Indonesia meyakini bahwa dinamika dan problema korupsi di Pemkot Medan akan dapat diatasi oleh figur pemimpin seperti Veronica," pungkas Horas.
Di saat yang sama, pakar ekonomi kerakyatan, Frans Meroga, usai memimpin rapat koperasi Nasari, mengatakan bahwa kota Medan perlu sebuah reformasi birokrasi.
"Medan harus direformasi. Mereka butuh Wali Kota baru yang bersih, yang karakternya takut akan Tuhan dan mau mengabdi sepenuhnya pada masyarakat. Saya setuju kalau ibu Veronica Tan bersedia maju ke Pilwali Medan. Tentu saya akan dukung dengan segala sumber daya," imbuh Frans.
"Medan sudah tiga kali dipermalukan di depan kota-kota lain. Kok bisa tiga kali berturut-turut Wali Kotanya ditangkap KPK. Harusnya para pejabat di sana belajar dan intropeksi diri. Sekarang sudah tak ada solusi lain, Medan butuh Veronica Tan," tandas Frans.