Apple Jawab Tudingan Kirim Data Browsing ke Perusahaan Tiongkok

Apple memberikan penjelasan mengenai tudingan bahwa perusahaan telah mengirim data browsing milik pengguna ke perusahaan internet Tiongkok Tencent.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 16 Okt 2019, 07:31 WIB
Ilustrasi browser iPhone

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa hari lalu, Apple dituding telah mengirim data browsing milik pengguna ke perusahaan Tiongkok, Tencent.

Kini, Apple buka suara mengenai hal tersebut. Dalam konfirmasinya kepada Bloomberg, sebagaimana dikutip Ubergizmo, Rabu (16/10/2019), Apple menyebutkan pihaknya tetap menjaga baik privasi dan keamanan data pengguna.

"Apple menjaga privasi pengguna dan keamanan data (browsing) dengan Safari Fraudulent Website Warning," kata Apple.

Apple menyebut, Safari Fraudulent Website Warning merupakan fitur keamanan yang menandai website yang dianggap berbahaya.

Safari kemudian mengecek URL website terhadap daftar situs web yang dikenal dan menampilkan peringatan jika URL yang dikunjungi pengguna diduga melakukan tindakan jahat seperti phishing.

"Untuk menjalankan tugas ini, Safari mendapatkan sebuah daftar laman web yang dianggap berbahaya dari Google. Sementara, untuk perangkat yang ada di Tiongkok, Safari mendapatkan daftarnya dari Tencent," kata Apple.

Apple menekankan bahwa URL website yang dikunjungi pengguna tak pernah dibagikan kepada perusahaan penyedia layanan website aman. Terlebih, kata Apple, fitur ini bisa dinonaktifkan.

Oleh karenanya, fitur ini hanya berdampak pada pengguna iPhone di Tiongkok. Jika pengguna iPhone berada di wilayah lain, masalah ini tidak berdampak kepada mereka.


Tudingan Apple Kirim Data ke Tencent

IPhone XS (kiri) dan XS Max diperlihatkan saat peluncuran produk baru Apple di California (12/9). iPhone XS dan XS Max tersedia tiga warna (gold, silver, abu-abu) dan tiga konfigurasi memori (64GB, 256GB, dan 512GB). (AP Photo/Marcio Jose Sanchez)

Sebelumnya, dikabarkan bahwa Safari pada iOS mengirimkan data browsing pengguna ke perusahaan Tiongkok Tencent.

Bagaimana hal ini terjadi? Rupanya, browser Appleitu dilengkapi dengan kontrol keamanan untuk melawan praktik jahat seperti phishing.

Di Safari, tool kontrol keamanan ini berfungsi melindungi pengguna dan bernama Fraudulent Website Warning. Agar bisa bekerja dengan benar, tool ini mengumpulkan dan mengirimkan informasi ke Google Safe Browsing.

Tujuannya adalah untuk membandingkan tautan dengan daftar hitam yang membantu menentukan, apakah suatu halaman yang dituju aman atau tidak.

Namun, mengutip laman Softpedia, Selasa (15/10/2019), baru-baru ini ditemukan fakta bahwa selain mengirimkan data browsing ke Google, Apple juga mengirimkan informasi serupa ke perusahaan Tiongkok Tencent.

Tencent adalah salah satu perusahaan internet besar yang juga terhubung dengan penyensoran dan dipertanyakan hubungannya dengan pemerintah Tiongkok.


Google dan Tencent

Apple menuliskan, "sebelum mengunjungi suatu situs web, Safari mungkin mengirimkan informasi yang dikalkulasikan dari alamat web ke Google Safe Browsing dan Tencent Safe Browsing untuk mengecek apakah situs web itu tidak aman."

Apple lebih lanjut juga menyebutkan, penyedia layanan browsing aman mungkin juga masuk dan bisa mengakses alamat IP pengguna.

(Tin/Isk)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya