Restoran di Italia Diduga Tipu Turis Asing Bermodus Tawaran Menu Ikan Campur

Salah satu turis asing ditagih hingga Rp7,4 juta lantaran memesan menu ikan campur dari sebuah restoran di Italia itu.

oleh Putu Elmira diperbarui 16 Okt 2019, 12:02 WIB
Ilustrasi makan (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

Liputan6.com, Jakarta - Traveling tak selalu menghadirkan cerita yang menyenangkan dan seru. Pengalaman tak mengenakkan terjadi ada wisatawan asal Jepang yang komplain atas biaya tagihan usai makan di restoran di Roma, Italia yang diduga terlalu mahal.

Melansir CNN, Rabu (16/10/2019), pengunjung dari Negeri Sakura tersebut dibuat terkejut dengan tagihan sebesar 430 Euro atau sekitar Rp6,7 juta. Tagihan itu untuk dua piring spageti, ikan, dan air minum.

Potret tagihan yang besar dikeluarkan oleh restoran Antico Caffee di Marte, dekat Castel Sant'Angelo beredar di media sosial, Facebook pada September lalu. Tak hanya total 349,50 Euro untuk makanan, wisatawan dikenakan biaya tambahan 80 Euro untuk tip.

Sejumlah pengunjung lain juga datang untuk mengklaim mereka merasa telah ditipu oleh restoran tersebut. Minh Ngoc Bui, orang Vietnam yang tinggal di Jerman menjadi satu dari beberapa orang yang menuliskan pengalamannya di Tripadvisor.

Minh pergi bersama tiga temannya untuk makan siang di Antico Caffe pada 27 Agustus 2019. Kepada CNN Minh menyebut kala itu pramusaji menyarankan hidangan "ikan laut campuran" dari menu dengan harga 6,5 Euro per 100 gram.

"Kami setuju karena itu bukan masalah besar membayar 6,5 Euro ekstra untuk mencoba hidangan rekomendasi. Tapi, mereka membawakan kami hanya satu piring ikan campuran sekitar dua kilogram," kata Minh.

Ia dan teman-temannya agak terkejut saat melihat hidangan itu karena tidak berharap makanan tak sebesar itu. Namun karena itu hari terakhir di Italia, jadi mereka pun tak mempermasalahkannya.

"Ini sekitar 2 kilogram ikan jadi saya setuju untuk membayar sekitar 130--150 Euro untuk hidangan ikan ini. Kami tidak ingin memiliki lebih banyak drama di Italia," lanjut Minh.

Namun saat salah satu temannya meminta tagihan, mereka diminta membayar 4,8 kilogram ikan campuran dengan biaya 315 Euro. Tagihan itu ditambah dengan 40 Euro biaya layanan dan 40 Euro untuk tip jadi seluruh tagihan 476,40 Euro atau setara Rp7,4 juta.

"Ia mengeluh ini tagihan tak mungkin sebanyak ini dan ia tak setuju membayar untuk layanan dan tip, mereka tak memberitahu dengan jelas aturan itu pada menu. Namun mereka menyebut soal layanan dan tip adalah aturan dan kami benar-benar makan sebanyak itu," jelasnya.

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Restoran Jawan Kritik

Turis asal Jepang protes tagihan dari sebuah restoran di Roma, Italia dengan biaya tambahan yang begitu besar. (dok. Screenshot Twitter/@harukon_et/https://twitter.com/harukon_et/Putu Elmira)

Antico Caffe di Marte menjawab kritik yang dipicu tagihan besar pada turis Jepang dengan mengatakan menu tertulis "jelas" menurut pernyataan yang diterbitkan oleh surat kabar Italia, Il Messaggero.

"Semuanya ditulis secara rinci, lihat saja harganya 16 Euro maksimum untuk spageti dengan makanan laut. Untuk membayar harga itu, turis (Jepang)memesan tidak hanya spageti, tetapi juga ikan. Di sisi lain, ikan kami segar, klien mengambilnya di konter, kami menimbangnya dan memasaknya," kata Giacomo Jin, sang pemilik kepada surat kabar itu.

Mengenai tip, Jin mengatakan itu sukarela. Pengunjung dapat memilih antara 10 dan 20 persen dari jumlah total tagihan.

Sementara, turis asal Jepang sempat mengungkapkan kekecewaannya melalui unggahan di akun Twitter pribadi. Ia sekaligus membagikan potret tagihan dan potret depan restoran Antico Caffee di Marte.

"Tolong sebarkan. Sebuah penipuan di restoran di Roma. Lihat ini, 429 Euro untuk pergi bersama. Selain itu, itu dibebankan pada setiap pembayaran (80 Euro) dan mengancam bahwa ia tidak dapat kembali sampai membayar. Tempat itu Antico Caffee di Marte (dekat Castel Sant'Angelo)," tulis Harukom.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya