Sulsel-Sultra Ada Tol Listrik, PLN Hemat Rp 44,3 Miliar per Bulan

Potensi penghematan PLN itu diraup seiring dengan penurunan biaya pokok penyediaan (BPP) tenaga listrik sebesar Rp 62,5 per kilowatthour

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 16 Okt 2019, 12:00 WIB
Tol Listrik Sultra-Sulses PLN (dok: PLN)

Liputan6.com, Makassar - PT PLN (Persero) memperkirakan adanya potensi penghematan sekitar Rp 44,32 miliar per bulan dari pengoperasian tol listrik yang menghubungkan Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Sulawesi Tenggara (Sultra) sejak 19 September 2019.

Potensi penghematan itu diraup seiring dengan penurunan biaya pokok penyediaan (BPP) tenaga listrik sebesar Rp 62,5 per kilowatthour (kWh) berkat adanya tol listrik yang membawa surplus listrik 400 megawatt (MW) dari Sulsel ke Sultra.

Dengan adanya tambahan pasokan listrik tersebut, PLN memadamkan beberapa pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) di Sultra yang BPP-nya relatif tinggi. Total kapasitas PLTD yang telah dihentikan operasinya mencapai 120 MW.

"Kini kami bisa memilih pembangkit dengan biaya produksi murah untuk didistribusikan ke pelanggan. Tol listrik membuat sistem kelistrikan Sulawesi Tenggara lebih handal, berkualitas, ekonomis dan ramah lingkungan" ujar General Manager PLN Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran Sulawesi, Suroso di Makassar, seperti ditulis Rabu (16/10/2019).

GM PLN Unit Induk Wilayah Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat, Ismail Deu menjelaskan, pengoperasian tol listrik telah meningkatkan keandalan sistem kelistrikan sehingga gangguan berkurang dan meningkatkan penjualan listrik.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Tambah Pelanggan Baru

Pembangunan Transmisi Listrik di Sulawesi Selatan (dok: Nurseffi Dwi)

PLN juga kini lebih leluasa untuk menambah pelanggan baru termasuk industri smelter di Sultra. "Proyeksi pertumbuhan pelanggan besar di Sulawesi Tenggara pada tahun 2025 sebesar 710 MW," tutur Ismail.

Tak hanya itu, kehadiran tol listrik ini juga memberi peluang kepada investor untuk berinvestasi tanpa khawatir energi listrik tidak dapat dipenuhi.

"Pemerintah daerah akan lebih bersemangat menawarkan daerahnya untuk berinvestasi karena energi listrik tersedia banyak," ungkapnya.


Sulawesi Tenggara hingga ke Selatan Kini Tersambung Tol Listrik

Pasukan Elit PLN saat beraksi di Menara Sutet Jalan Asia Afrika, Jakarta, Rabu (12/8/2015). Pekerjaan tersebut mengandung resiko besar karena jaringan listrik masih dipelihara tanpa dipadamkan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

PT PLN (Persero) telah merampungkan tol listrik yang menghubungkan Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Sulawesi Tenggara (Sultra). Transmisi sepanjang 797 kilometer sirkuit (kms) ini membawa surplus listrik 400 megawatt (MW) dari Sulsel ke Sultra.

"Di Sulsel ada surplus 400 MW, sementara di Sultra kekurangan daya. Dengan adanya interkoneksi ini, sistem kelistrikan di Sultra kian handal," kata General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian Selatan I Putu Riasa di Makassar seperti ditulis, Rabu (16/10/2019).

Dengan pasokan listrik yang handal, lanjut Putu, PLN bisa melayani pelanggan dengan optimal dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Sultra.

Tak hanya itu, PLN juga siap menerima investasi masuk ke Sultra terutama untuk proyek-proyek pabrik pemurnian dan pengolahan bahan tambang (smelter).

Putu memproyeksikan total kebutuhan listrik untuk smelter dalam beberapa tahun ke depan mencapai 3.500 MW. Selain mengandalkan tol listrik, PLN juga akan membangun sejumlah pembangkit untuk mendukung proyek smelter.

"Kehadiran tol listrik ini juga menekan biaya pokok penyediaan (BPP) tenaga listrik sebesar Rp 62,5 per kilowatthour (kWh)," terangnya.

GM PLN Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran Sulawesi, Suroso menyatakan, penurunan BPP tersebut terjadi karena dengan adanya tol listrik ini. PLN bisa memilih pembangkit dengan biaya produksi murah untuk didistribusikan ke pelanggan.

"Interkoneksi ini telah menurunkan BPP signifikan. Sistem kelistrikan Sulawesi Tenggara lebih handal, berkualitas, ekonomis dan ramah lingkungan," ungkap dia.

Manajer Unit Pelaksana Proyek Pembangkit dan Jaringan Hidbar Saragih menjelaskan, pengoperasian jaringan transmisi bertegangan 150 kilovolt (kV) ini seiring dengan penyelesaian pembangunan 1.265 menara jaringan transmisi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya