Liputan6.com, Jakarta - Mitty Zasia merupakan satu dari sekian banyak penyanyi yang menuai kesuksesan sebelum satu tahun berkarier. Ia sukses dengan single pertama yang dirilis enam bulan lalu, "Saat Kau Tak di Sini". Karya Pongki Barata ini berhasil mencapai ratusan ribu streaming di pemutar musik digital selama 6 bulan.
"Dikenal sebagai musisi bagi aku adalah bonus dari sebuah kerja keras dan ikhlas. Tetapi ketika karya aku diapresiasi dan dinikmati oleh pendengar musik nasional, hal tersebut merupakan puncak dari kepuasan ketika memutuskan serius di industri musik," ujar Mitty Zasia melalui keterangannya kepada wartawan, Rabu (16/1/2019).
Baca Juga
Advertisement
Mitty Zasia pun memperkenalkan lagu keduanya, "Sadar" pada Oktober 2019 ini. Berbeda dari karya pertama, di lagu kedua ini Mitty Zasia membawakan lagu ciptaan Trakast Eka. Bagi Mitty, ini merupakan sebuah karya seni tanpa harus pilih-pilih komposer.
"Mitty Zasia adalah seorang musisi wanita bersuara unik, dari kacamata saya sebagai penulis mendengar suara Mitty dan sempat berinteraksi proses bersama Mitty Zasia saya bisa menarik kesimpulan bahwa dia memiliki potensi besar di industri musik Indonesia," ujar Trakast Eka selaku pencipta lagu “Sadar”.
Memperhatikan Makna Lagu
"Untuk di era 4.0 saat ini, sudah jarang seorang musisi yang masih mau memperhatikan nilai serta makna sebuah lagu, dan Mitty benar benar memulai karya-karyanya dari cara yang benar dengan ungkapan yang teramat jujur. Saya yakin Mitty akan besar dengan waktu yang lama jika dia terus memberi pesan dan nilai disanding dengan lantunan nada indah berlirik lugas dan jelas," lanjutnya.
Karya kedua dari Mitty Zasia ini memberikan pesan kepada siapapun yang pernah membuat kesalahan kepada pasangan. Kesalahan besar yang pernah kita lakukan kepada pasangan, haruslah membuat kita sadar dengan tidak mencari alasan dan pembenaran dari kesalahan tersebut.
Pasalnya, alasan terhadap kesalahan besar sejatinya hanya semakin membuat pasangan kita terluka. Lagu ini juga menceritakan optimisme cinta yang akan kembali mampu dirangkai, bahkan ketika pernah melewati badai yang paling besar sekalipun.
Advertisement