Liputan6.com, Jakarta - Tokopedia disebut tengah mencari pendanaan terakhir sebelum melakukan penawaran umum perdana (Initial Public Offering, IPO).
Namun, tidak disebutkan siapa saja investor potensial yang akan berpartisipasi di putaran pendanaan terakhir itu dan berapa nilainya. Selain itu, Tokopedia juga mempertimbangkan untuk mendaftarkan perusahaan ke dua bursa saham (dual listing).
"Dual-listing kemungkinan besar menjadi pendekatan kami (untuk IPO)," kata CEO Tokopedia William Tanuwijaya sebagaimana dikutip dari Bloomberg, Kamis (16/10/2019).
Baca Juga
Advertisement
Perusahaan, menurut William, "sedang dalam proses memilih mitra yang tepat, yang percaya pada visi dan misi perusahaan."
Pada 2019 ini Tokopedia telah berusia 10 tahun. Perusahaan teknologi yang mulanya didirikan hanya sebagai rintisan ini, kini telah ikut serta memeratakan ekonomi Indonesia secara digital.
Bahkan, menurut hasil riset yang dilakukan oleh Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat FEB UI, Tokopedia dianggap telah memberi pengaruh besar terhadap ekonomi Indonesia. Pengaruh ini tercapai melalui kolaborasi yang terjadi antara penjual, pembeli, dan mitra bisnis Tokopedia.
Hasil riset memperkirakan pada akhir 2018 lalu capaian transaksi Tokopedia mencapai Rp 58 triliun. Namun, berdasarkan capaian transaksi, Tokopedia mampu mencatatkan nilai transaksi Rp 73 triliun.
Target Transaksi Rp 222 triliun pada Akhir 2019
Sebelumnya William mengatakan, Tokopedia memang memiliki misi untuk mendorong pemerataan ekonomi melalui digitalisasi di Indonesia dan menargetkan nilai transaksi Rp 222 triliun pada akhir 2019. Nilai ini setara dengan 1,5 persen perekonomian Indonesia.
Sementara berdasarkan prediksi LPEM FEB UI, pada 2019 nilai transaksi Tokopedia akan mencapai angka Rp 178 triliun.
William mengungkapkan, kini 6,4 juta masyarakat Indonesia menjadi penjual berbagai produk di Tokopedia dengan jumlah pengguna aktif bulanan mencapai 90 juta.
"Tahun ini Tokopedia menjangkau 97 persen kecamatan di seluruh Indonesia dan dengan akses internet yang kian merata, akhir tahun transaksi Tokopedia (ditargetkan) bisa mencapai Rp 222 Triliun. Jika target ini tercapai, Tokopedia bisa berkontribusi sekitar 1,5 persen dari perekonomian Indonesia," kata William di Jakarta, Kamis (10/10/2019).
William mengatakan, jika target 1,5 persen dari perekonomian ini tercapai tahun 2019, fokus untuk sepuluh tahun ke depan Tokopedia bisa berkontribusi 5 persen dari perekonomian Indonesia.
Target ini kemungkinan dapat dicapai seiring fokus Tokopedia yang terus menghadirkan platform yang menghubungkan penjual dengan pembeli dan jalur distribusi yang mudah tanpa menjadi pesaing dari mitra penjual.
"Ini dampak ekonomi yang terjadi berkat jutaan orang menjadi digital entrepreneur. Kami memiliki komitmen agar semua masyarakat Indonesia bisa membeli barang dan jasa dengan harga dan fasilitas yang sama di mana pun mereka berada," kata William.
Advertisement
Buka Lapangan Kerja
Selain menyumbang pada perekonomian nasional, makin banyak pula jumlah penjual di Tokopedia yang turut menyumbang angkatan kerja Indonesia.
Dari hasil riset LPEM FEB UI disebutkan, pada 2018 Tokopedia berhasil menciptakan 857 ribu lapangan pekerjaan baru, dari penjual di Aceh hingga Papua.
Jumlah ini setara dengan 10,3 persen dari total lapangan pekerjaan baru untuk Indonesia pada tahun 2018. Bahkan, 309 ribu di antara penjual tersebu menjadikan Tokopedia sebagai sumber penghasilan utama.
William mengatakan, dari 6,4 juta penjual Tokopedia saat ini, 86,5 persen di antaranya adalah pengusaha baru dan 94 persennya termasuk dalam kategori ultramikro atau omzet di bawah Rp 100 juta per tahun.
"Banyak dari ibu rumah tangga yang jadi pengusaha dan kini menjadi pekerjaan utama. Ada 309 ribu penjual yang menjadikan Tokopedia menjadi sumber penghasilan utama," ujar William.
Selain meningkatkan pendapatan masyarakat Indonesia, William menyebut, Tokopedia ikut berperan dalam literasi dan iklusi keuangan. Misalnya, 82,11 persen pengguna kini memahami dompet digital, 78,6 persen paham dengan produk investasi digital, 72 persen memahami transfer uang melalui bank, dan 70 persen memahami tabungan.
(Why/Isk)