Liputan6.com, Jakarta Sakit kepala kronis dan nyeri punggung merupakan kondisi yang dapat melemahkan seseorang. Pada beberapa kasus, kedua kondisi ini seringkali muncul secara bersamaan
Para ahli seringkali menangani kondisi ini secara terpisah. Namun, penelitian baru-baru ini menemukan hubungan antara keduanya.
Advertisement
Menurut data World Health Organization (WHO), hingga empat persen individu dalam populasi global mengalami sakit kepala selama 15 hari atau lebih setiap bulannya.
Sementara itu, menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke, AS, sekitar 80 persen orang dewasa mengalami nyeri punggung setidaknya sekali seumur hidup, dan 20 persen dari populasi tersebut mengalami sakit yang kronis.
Pada 2013 lalu, sebuah penelitian di Jerman menemukan hubungan antara sakit kepala kronis dan nyeri punggung. Penelitian ini kemudian diperkuat oleh para peneliti di University of Warwick, Inggris.
Penelitian dalam Journal of Headache and Pain melibatkan 14 studi dengan berbagai sampel. Riset terkecil menggunakan 88 peserta dan yang terbesar menggunakan 404.206 peserta.
Dikutip dari Medical News Today, peneliti mencatat sakit kepala yang terjadi selama minimal 3 bulan dan yang merasakan sakit di bagian bawah tulang iga dan lipatan bokong. Hasilnya adalah orang yang menderita satu gangguan, rata-rata dua kali lebih mungkin memiliki gangguan lain, dibandingkan dengan orang yang tidak mengalami sakit kepala atau sakit punggung.
"Temuan ini sangat menarik, karena biasanya ini dilihat sebagai gangguan yang terpisah dan kemudian diatasi dengan cara dan orang yang berbeda," ucap Prof. Martin Underwood, peneliti dari Warwick Medical School.
"Ini membuat kita berpikir bahwa mungkin ada pada beberapa orang yang memiliki penyebab yang sama ketika mengalami sakit kepala dan punggung," tambahnya.
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan juga video menarik berikut:
Kemungkinan Terkait Hubungan Biologis
Para peneliti belum yakin mengenai penyebabnya.. Tetapi mereka percaya bahwa mungkin ada hubungan biologis yang mendasari sakit kepala dan punggung.
"Mungkin ada suatu hubungan antara orang bereaksi terhadap rasa sakit. Hal ini membuat orang lebih sensitif terhadap sakit kepala dan punggung, dan bagaimana tubuh bereaksi terhadap keduanya," ucap Underwood.
Memastikan bahwa orang dengan kedua gangguan tersebut menerima dukungan dan penanganan yang tepat dapat membantu kualitas hidup mereka.
Metode pengobatan gabungan antara dua penyakit ini juga dapat memberikan manfaat finansial dan mengurangi obat yang diberikan.
Penulis: Diviya Agatha
Advertisement