Mahfud Md Optimis Pelantikan Presiden Berlangsung Aman

Mahfud mengatakan bahwa proses pemilu sudah berakhir. Karena itu, ia meminta, masyarakat serta elit-elit politik menerimanya dengan lapang.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 16 Okt 2019, 19:15 WIB
Mahfud MD memberi saran kepada pemerintahan Jokowi untuk menyelesaikan konlik Papua dengan cara persuasif. (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Ketua Makamah Konstitusi (MK), Mahfud MD menyatakan, pelantikan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang digelar pada 20 Oktober 2019 mendatang akan berjalan lancar.

"Saya optimistis pelantikan akan berjalan lancar dan baik 100 persen," kata Mahfud MD kepada wartawan di Jakarta, Rabu (16/10/2019).

Mahfud menyatakan, yang harus dipikirkan bukan lagi masalah pelantikan, melainkan harapan-harapan dari presiden untuk membenahi kebijakan dasarnya.

Misalnya membenahi carut marut demokrasi yang saat ini terjadi. Sehingga ke depannya Indonesia semakin baik.

"Harapannya setelah dilantik menjadi presiden, jokowi harus menjalankan pemerintahan yang lebih baik," ucap Mahfud.

Lebih lanjut Mahfud mengatakan bahwa proses pemilu sudah berakhir. Karena itu, ia meminta, masyarakat serta elit-elit politik menerimanya dengan lapang.

"Kita kan sudah memilih presiden dan wakilnya, yang secara legal dan konstitusional sudah sah, jadi secara politik itu, pemerintah baru ini sudah terpilih secara sah," ucap dia.

Hal senada juga dilontarkan pengamat Hukum Tata Negara Margarito Kamis. Ia menyatakan bahwa pelantikan presiden akan berjalan lancar.

"Saya kira semua berjalan lancar, apalagi puluhan ribu aparat keamanan sudah berjaga. Siapa yang berani menggagalkan pelantikan itu. Aparat pasti akan bertindak tegas," katanya.

Sementara Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP), Benny Soesatyo menyatakan bahwa mengawal pelantikan presiden secara aman dan damai adalah tugas negara.

"Dengan acara ini berjalan damai, maka bisa memberi respon positif dunia internasional kepada Indonesia. Karena itu bangsa Indonesia harus berjiwa satria dan harus mau berjuang mengakhiri kegaduhan politik yang selama melukai kedaulatan rakyat Indonesia," kata Romo Benny.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan video pilihan berikut ini:


Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden

Pekerja mempercantik Ruang Rapat Paripurna I dengan peta Indonesia berwarna merah putih di kompleks Parlemen MPR-DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (16/10/2019). Ruang paripurna DPR tampak dihias menjelang pelantikan presiden dan wapres terpilih pada 20 Oktober mendatang. (Liputan6.com/Johan Tallo)

MPR sebelumnya menyepakati jalan tengah penyelenggaraan pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih pada Minggu, 20 Oktober 2019. MPR sepakat untuk mengusulkan pelantikan dilaksanakan pada pukul 14.00 WIB.

"Akhirnya kita sepakat untuk mengusulkan nanti baik kepada kesekjenan, maupun protokol istana, baik juga kepada presiden untuk dilakukan pukul 14.00," ujar Ketua MPR Bambang Soesatyo usai rapat pimpinan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu 9 Oktober 2019.

Pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih awalnya direncanakan digelar pada pukul 10.00 WIB. Namun, karena alasan pelantikan dilakukan pada hari Minggu, diusulkan dilakukan pada sore pukul 16.00 WIB. Sebab, ada masyarakat yang ibadah pagi dan berbenturan dengan car free day (CFD).

"Tapi ada juga wacana tadi kita diskusikan, kalau jam 16.00 WIB terlalu mepet dengan Maghrib," kata Bamsoet.

Namun, akhirnya diambil jalan tengah diusulkan untuk pelantikan presiden dan wakil presiden digelar pada pukul 14.00 WIB. Alasannya, car free day berakhir, ibadah pagi selesai, dan tidak mepet waktu salat.

"Kenapa, karena car free day berakhir jam 11, kemudian ibadah juga bisa selesai jam 12.00-an jam 1, kita juga yang muslim selesai salat zuhur, dan selesai upacara kita juga masih bisa salat ashar," kata Bamsoet. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya