Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) Pande Putu Yasa menyatakan, bus Transjakarta merek Zhongtong memiliki komponen dari Eropa hingga Amerika.
"Bus ini memang mereknya China. Sebenarnya di dalam komponen bus jika kita lihat semuanya adalah produk Eropa," kata Pande di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (16/10/2019).
Advertisement
Dia menjelaskan, mesin bus [Zhongtong](nya "") menggunakan merek Doosan GL 11 K dedicated CNG dari Korea Selatan, transmisi merek Allison T375 R (general motor) Amerika, dan sambungan bus gandeng (articulate) merek Hubner Tipe Universal 19,5 K, ABS Electronic Brake System Wabco, dan Steering System merk ZF dari Jerman.
"Lalu drive Axle Arvin Meritor dari Amerika, Cylinder CNG Worthinton Tipe 3 Alumunium dari Amerika – Polandia, dan RIM Tire Alumunium dari Hungaria," ucap dia.
Selanjutnya kata Pande, di dalam ruang mesin juga dilengkapi lima tabung alat pemadam api ringan (APAR). Nantinya, alat tersebut secara otomatis bekerja saat ada percikan api di dalam ruang mesin.
Di dalam bus juga dilengkapi dengan apar manual yang disediakan di bawah bangku penumpang. Kemudian, ketika keadaan darurat bus dilengkapi tangga darurat di pintu tengah.
"Di dalam ruang mesin juga dilengkapi CCTV yang berguna untuk mengontrol keadaan dan kinerja mesin di dalam ruang tersebut.
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Bus Lama
Bus Transjakarta merek Zhongtong asal China kembali mengaspal di jalanan Jakarta. Sepintas tak ada yang berbeda dengan bus Transjakarta merek lainnya yang berwarna biru kombinasi putih.
Terkait kemunculan kembali bus Zhongtong, Kepala Divisi Sekretraris Korporasi dan Humas PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Nadia Diposanjoyo mengatakan, bus-bus tersebut bukan didatangkan pada tahun ini.
Nadia mengatakan, pengadaan bus ini adalah pelaksanaan kontrak 2013 yang kemudian tiba di Jakarta pada 2016. Operator dari Bus Zhong Tong, yakni Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD), belum menyelesaikan kontraknya.
"Ini ceritanya adalah pelaksanaan kontrak yang tidak dapat dipenuhi PPD pada waktu itu. Sehingga terbit penalti dan baru bisa dipenuhi sesuai kontraknya pun ini baru sebagian," kata Nadia saat dihubungi, Senin (14/10/2019).
Dia menjelaskan pada Juli 2018 Badan Arbitrase Nasional Indonesia atau BANI mengeluarkan keputusan agar pihak Transjakarta dapat mengoperasikan Bus Zhongtong berdasarkan kontrak yang belum selesai tersebut.
Baca Juga
Advertisement