China Hibah Rp 56,1 Miliar untuk Pembangunan Bendungan Pelosika

Konstruksi Bendungan Pelosika dijadwalkan akan dimulai pada 2020.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 17 Okt 2019, 10:00 WIB
Indonesia memiliki bendungan terbesar di Asia Tenggara, yaitu Waduk Cirata dengan luas sekitar 43 ribu hektare.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah RI melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Pemerintah China yang diwakili oleh China International Development Cooperation Agency (CIDCA) sepakat menandatangani naskah Exchange of Letter Bendungan Pelosika.

Penandatanganan ini dilakukan oleh Sekretaris Jenderal PUPR Anita Firmanti dengan Vice Chairman China International Development Cooperation Agency (CIDCA) Deng Boqing di Gedung Kementerian PUPR pada Rabu 16 Oktober 2019.

 

Kesepakatan Exchange of Letter ini merupakan tanda dimulainya kegiatan Engineering Services persiapan pembangunan Bendungan Pelosika di Sulawesi Tenggara dengan dana hibah dari Pemerintah Tiongkok sebesar 28,19 juta RMB Yuan atau senilai Rp 56,1 miliar. Konstruksi Bendungan Pelosika dijadwalkan akan dimulai pada 2020.

"Pemerintah Tiongkok memainkan peran penting dalam pembangunan infrastruktur kita, baik di bidang sumber daya air maupun jalan tol. Contoh terbesar di bidang sumber daya air adalah Bendungan Jatigede. Ke depannya akan dibangun empat bendungan yang saat ini sedang dalam tahap persiapan, salah satunya adalah Bendungan Pelosika," ungkap Anita dalam sebuah keterangan tertulis, Kamis (17/10/2019).

Bendungan Pelosika direncanakan memiliki volume sebesar 822,56 juta meter kubik dan dapat mensuplai air baku sebesar 0,8 meter kubik per detik. Bendungan ini berfungsi untuk mengairi area irigasi seluas 22 ribu hektare (ha), menyalakan pembangkit listrik tenaga air sebesar 20 megawatt, dan mengurangi risiko banjir di Sulawesi Tenggara.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Berdampak ke Ekonomi

Bendungan Kamijoro menjadi pembatas antara Bantul dan Kulonprogo dan mulai hits bagi wisatawan. Selain sebagai pengairan juga menjadi tempat wisata.

Sementara itu, Deng Boqing mengatakan pihaknya merasa senang dapat menjadi bagian dari pembangunan Bendungan Pelosika lantaran dapat memberikan dampak di bidang sosial, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

"Kerjasama kita selama ini sudah saling menguntungkan. Penandatanganan Exchange of Letter Bendungan Pelosika ini merupakan titik baru dari kerja sama kita selama ini. Selain itu, kami juga menantikan kerjasama dengan Indonesia di bendungan lain," ucap Den Boqing.

Selain Bendungan Pelosika, Pemerintah RI juga turut menjalin kerjasama dengan Pemerintah China pada pembangunan tiga bendungan lainnya, yakni Bendungan Jenelata di Sulawesi Selatan, Bendungan Riam Kiwa di Kalimantan Selatan, dan Bendungan Lambakan di Kalimantan Timur. Bendungan Jenelata dan Bendungan Riam Kiwa tengah memasuki proses penyelesaian review study.

Exchange of Letters kedua bendungan tersebut telah ditandatangani pada 7 Mei 2018 dan diproyeksikan selesai pada akhir 2019. Sementara untuk Bendungan Lambakan, konsep Exchange of Letters akan dinegosiasikan setelah proses studi awal yang akan dilakukan pada Oktober 2019.

Kerjasama infrastruktur antara Indonesia dengan Pemerintah China sendiri telah dimulai sejak 2002. Diawali dengan penandatanganan Minutes of Understanding (MoU) antara Kementerian Komunikasi China dengan Kementerian PUPR mengenai kerjasama ekonomi dan teknis pada bidang jembatan, jalan dan proyek infrastruktur di Beijing. Kerjasama tersebut berlanjut ke berbagai sektor seperti sumber daya air, pengelolaan sampah, hingga sanitasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya