Liputan6.com, Jakarta - Politikus Gerindra Sandiaga Uno mengungkap cerita Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto meyakinkan kader Gerindra yang menolak bergabung dengan lingkaran Presiden Joko Widodo. Sandiaga merupakan salah satu kubu yang menginginkan Gerindra tetap di luar pemerintah.
Namun, kisah yang diceritakan Prabowo dalam Rapimnas Gerindra di Hambalang kemarin, Rabu 17 Oktober 201, berhasil menggugah hatinya.
Advertisement
"Tapi karena saya mendengar kemarin akhirnya bisa menangkap pesan Pak Prabowo," ujar Sandiaga di kediamannya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (17/10/2019).
Prabowo menceritakan tiga kisah pemimpin dunia dari tiga negara yang berbeda. Kisah itu memiliki satu pesan bahwa dua tokoh besar yang bersaing dapat bersatu karena kesamaan visi untuk membangun negara.
Pertama, adalah kisah Abraham Lincoln dan William Seward. Seward yang tidak menyukai Lincoln sampai mengatainya monyet, bisa diterima Lincoln untuk menjadi bagian dari kabinet. Bahkan Lincoln memberikan jabatan orang ketiga terkuat di Amerika. Sandiaga mengatakan jawaban Lincoln membuka mata pendukungnya, dan Seward.
"Ada satu hal yang tidak bisa dibantahkan dua dari kita memiliki kecintaan luar biasa kepada united states of America. Dan karena kecintaan kepada USA dan saya butuh masukan bukan asal bapak senang, dari bukan orang yang memberikan masukan yang ingin saya dengar, saya butuh Anda sebagai orang terdekat dengan saya," kata Sandiaga mengulang cerita Prabowo.
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Cerita dari Jepang
Kedua, adalah cerita dari Jepang antara Toyotomi Hideyoshi dan Tokugawa Ieyasu. Sandiaga bilang kedua panglima perang itu siap perang. Namun, akhirnya bertemu dan bersatu karena kecintaan terhadap negara dan menghindari keterbelahan.
"Dan menghindari keterbelahan kenapa kita ga sepakat untuk tidak berperang besok. Selesaikan dalam bentuk perundingan," kata Sandiaga.
Cerita terakhir adalah kisah pendiri Republik Rakyat Tiongkok Mao Tze Dong dengan Deng Xao Ping. Kisah pertikaian kedua tokoh di masa lalu tidak dihiraukan untuk melihat masa depan.
"Mao bilang jangan-jangan bicarakan masa lalu. Deng juga setuju jangan bicarakan masa lalu. Kita melihat ke depan RRT yang kuat," kata Sandiaga.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu bilang kisah itu menyimpulkan pemikiran Prabowo agar mengedepankan cinta bangsa dan NKRI. Serta melihat ke depan dan menghindari perpecahan. Hal tersebut disampaikan kepada kader Gerindra dalam Rapimnas.
"Hindari perpecahan. Cinta keutuhan dan cinta NKRI. Dengan begitu plong dan jelas posisi Gerindra. Jangan spekulasi. Jangan ikut arahan gendang arahan media. Keputusan ada di tangan Presiden. Jadi kita jangan juga membebani dia. Dia akan ambil keputusan dengan ketenangan jiwa," kata Sandiaga.
Advertisement