Kalimat Sederhana untuk Bantu Bangun Kepercayaan Pasangan

Krisis kepercayaan ini bisa jadi datang dari dalam maupun luar diri.

oleh Asnida Riani diperbarui 18 Okt 2019, 00:04 WIB
Ilustrasi relationship, pasangan romantis. (dok.pexels.com/Ibrahim Asad)

Liputan6.com, Jakarta - Kepercayaan bisa dikatakan sebagai salah satu pilar esensial dalam sebuah hubungan asmara. Tak hanya dalam bentuk tindakan, pemupukan kepercayaan juga mengandalkan komunikasi verbal.

Membantu pasangan untuk bangun kepercayaan pada Anda, melansir dari laman Psychology Today, Kamis, 17 Oktober 2019, dalam sebuah studi di tahun 2019, terungkap satu cara sederhana untuk membantu Anda yang punya pasangan sulit percaya orang lain.

Tindakan yang dimaksud adalah mengucapkan kalimat sederhana, 'Bagaimana harimu?', di penghujung hari. Pertanyaan ini harus didukung kontak mata yang intens dan nada bicara merefleksikan ketulusan Anda untuk tahu tentang bagaimana pasangan Anda melewati harinya.

Kalimat ini, berdasarkan penelitian tersebut, dipercaya tak akan menyalakan 'alarm' menuduh atau membuat pasangan Anda merasa sedang disalahkan. Lima penelitian lain menopang kesimpulan studi satu ini soal cara membangun kepercayaan pasangan.

Orang susah percaya tak ingin merasa ditaruh di tengah perhatian, tapi juga dalam waktu bersamaan, jangan sampai merasa tak diperhatikan. Karenanya, cara-cara paling sederhana harus dilakukan dengan kadar yang tepat.

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Alasan Susah Percaya pada Orang Lain

Ilustrasi relationship. (Foto: unsplash.com/Flaunter Com)

Di samping berkaca pada kesalahan, terutama menyangkut kebohongan yang Anda lakukan, pasangan dengan kadar kepercaayan krisis juga bisa disebabkan cara didik orangtua.

Kepercayaan yang tak bangun antara anak dan orangtua akan membuat anak ini cenderung sulit percaya pada pasangan di masa mendatang. Chemistry ini tak terbentuk, salah satu alasannya adalah tuduhan berbohong yang selalu dilayangkan orangtua.

Juga, mereka sering kali berbohong, bahkan dengan dalih melindungi anak. Garis ini akan terus memanjang dan dianggap biasa oleh anak tersebut, hingga terbawa sampai ia dewasa.

Mengubah pola satu ini cukup sulit, tapi bukan tak mungkin. Dukugan dari pasangan dan orang-orang terdekat jadi sangat krusial dalam membentuk kebiasaan baru.

Cara sederhananya membangun hubungan berdasarkan kepercayaan, di mana kalian selalu memilih kejujuran walau pahit, ketimbang bohong dan membuat keadaan seolah baik-baik saja.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya