Liputan6.com, Jakarta - Gerindra disebut-sebut bakal mendapat kursi menteri. Nama Prabowo Subianto, sang ketua umum, diisukan sebagai tokoh yang akan mengisi kursi Menteri Pertahanan.
Wakil Ketua Umum Gerindra Edhy Prabowo menyebut, pihaknya bakal menunggu keputusan Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebagai pemegang otoritas.
Advertisement
"Saya pikir sudah kita sampaikan ke pemerintah memang enggak kita umumkan. Kita juga sekali lagi kita enggak mau ge-er. Semua sudah kita sampaikan dan Presiden Jokowi yang memutuskan. Kita tidak mau seolah-olah mengajari. Kita sendiri siapa dan hanya partai kelompok yang ingin bersama-sama membangun," ujar Edhy di Jalan Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis 17 Oktober 2019 malam.
Gerindra diisukan menawarkan diri mengisi kursi Menteri Pertahanan. Namun, beberapa elite Gerindra membantah isu tersebut. Gerindra mengklaim hanya menyodorkan gagasan terkait ketahanan pangan, energi, sumber daya air, serta keamanan dan pertahanan.
Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani mengakui Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menyinggung masalah stabilitas keamanan saat berjumpa dengan Presiden Jokowi sampai Ketum Nasdem Surya Paloh.
Perhatikan Isu Pertahanan
Dia pun mengakui, Prabowo memperhatikan isu stabilitas nasional belakangan. Namun, Muzani membantah hal tersebut karena Gerindra mengincar kursi menteri pertahanan.
Wakil Ketua MPR itu bilang, stabilitas keamanan adalah jaminan untuk kemajuan ekonomi. "Memang itu prasyarat dari Gerindra adalah stabilitas dan politik dan seterusnya. Karena itu Prabowo mengucapkan ini ketika problem ini menjadi persoalan yg kita hadapi misalnya di Papua. Sehingga pak prabowo ingatkan adanya sebuah ancaman atau bahaya di depan kita yang artinya apa, ekonomi kita akan menjadi sesuatu yg tidak berarti jika tidak ada stabilitas yang terjamin," jelas Muzani di Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis 17 Oktober 2019.
Reporter: Ahda Bayhaqi
Sumber: Merdeka
Advertisement