Pasokan Listrik Andal, PLN Sasar Industri di Sulawesi Tenggara

Selain sektor industri makro, PLN juga menyasar pelanggan Industri mikro di Sulawesi Tenggara.

oleh Nurmayanti diperbarui 18 Okt 2019, 09:47 WIB
PLN siap menerima investasi masuk ke Sultra terutama untuk proyek-proyek pabrik pemurnian dan pengolahan bahan tambang (smelter). (Liputan6.com/Nurseffi)

Liputan6.com, Konawe - Sistem Kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan (Sulsel) dan Sulawesi Tenggara (Sultra) telah terinterkoneksi, ditandai dengan tersambungnya ruas transmisi antara Malilili dan Lasusua pada 19 September lalu.

Sehingga daya mampu yang dapat dievakuasi dari sistem Sulsel ke Sultra sebesar 400 megawatt (MW) dapat membuka peluang investasi bisnis dari pelanggan Industri di Provinsi Sulawesi Tenggara.

General Manager PLN UIW Sulselrabar Ismail Deu menjelaskan, saat ini PLN siap melayani kebutuhan listrik investor di Sulawesi Tenggara.

“Kami siap melayani investor kapanpun, dimanapun, dan berapapun dayanya, interkoneksi ini memberi peluang kepada investor untuk berinvestasi tanpa khawatir akan pasokan energi listrik, sistem kami pun semakin andal karena adanya penurunan beban.” kata Ismail, seperti dikutip Jumat (18/10/2019).

Salah satu pelanggan industri makro PLN yaitu PT Ceria Nugraha Indotama, perusahaan tambang yang memiliki smelter nikel telah menandatangani Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL) layanan khusus Premium Platinum bersama PLN Unit Induk Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat (UIW Sulselrabar) dengan daya 350 MVA pada 1 Oktober lalu.

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

 


Penghematan

PLN memperkirakan adanya potensi penghematan sekitar Rp 44,32 miliar per bulan dari pengoperasian tol listrik tersebut. (Dok: Humas PLN)

Selain sektor industri makro, PLN juga menyasar pelanggan Industri mikro di Sulawesi Tenggara. Salah satunya konversi energi dari genset ke listrik daya 197 kVA oleh pengusaha penggilingan padi UD Sinar Swastika di Kabupaten Konawe.

Dengan konversi tersebut pelanggan dapat menghemat biaya produksi sebesar 30 persen- 50 persen setelah beralih menggunakan listrik.

Pemilik dari usaha tersebut Ketut Swastika mengatakan keuntungan yang didapatkan adalah tidak ada biaya untuk pembelian solar dan pemeliharaan material karena genset sudah di nonaktifkan.

“Dengan menjadi pelanggan PLN, kami banyak menghemat, biaya untuk pembelian solar sudah tidak diperlukan, banyak sekali kendala memakai genset, semenjak menjadi pelanggan PLN kami bisa menghemat banyak,” Kata Ketut.

Adapun rasio elektrifikasi di Sulawesi Tenggara sudah mencapai 97,12% serta proyeksi pertumbuhan pelanggan besar di Sulawesi Tenggara pada tahun 2025 adalah sebesar 710 MW. Sampai dengan saat ini di Provinsi Sulawesi Tenggara sudah ada empat pelanggan industri yang sudah menandatangani SPJBTL dengan keseluruhan total daya sebesar 634 MVA.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya