Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek menyampaikan angka stunting pada tahun 2019 turun menjadi 27,67 persen. Penurunan tersebut berdasarkan Prevalensi Data Stunting Tahun 2019 dari hasil riset studi status gizi balita di Indonesia.
Kabar angka stunting yang turun dinilai sangat menggembirakan. Jika dibandingkan data stunting berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, yang angkanya mencapai 30,8 persen, maka penurunan tersebut cukup signifikan.
Advertisement
"Sebelumnya, Riskesdas 2018 kan stuntingnya 30,8 persen, sekarang kita sudah turun ya 27,67 persen," ungkap Menkes Nila saat konferensi pers Launching Prevalensi Data Stunting Tahun 2019 di Kantor Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, Jumat (18/10/2019).
Harapan Nila, menteri kesehatan yang akan menjabat selanjutnya dapat meneruskan upaya penurunan stunting, baik dari pencegahan dan penanganan. Ia berharap angka stunting akan terus turun 3 persen setiap tahunnya.
"Saya melimpahkan pekerjaan ini kepada kepemimpinan selanjutnya. Kalau kita hitung, setiap tahunnya stunting turun 3 persen, di tahun 2024 nanti angkanya bisa di bawah 20 persen," ujar Menkes Nila.
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Dalam 5 Tahun Turun 10 Persen
Angka stunting yang turun menjadi 27,67 persen mendapat sambutan bahagia dari Deputi Sekretaris Wakil Presiden Bidang Politik Bambang Widianto. Ia memuji upaya Menkes Nila beserta jajarannya yang juga didukung lintas sektor dalam menangani permasalahan stunting.
"Ini turunnya sampai 3,1 persen ya. Artinya, di era pemerintahan Joko Widodo periode pertama (2014-2019), kepemimpinan Bu Menkes berhasil menurunkan angka kekerdilan hingga 10 persen dalam lima tahun," puji Bambang.
Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013 mencatat, prevalensi stunting 37,2 persen. Sementara pada Riskesdas 2018 angka stunting mengalami penurunan menjadi 30,8 persen.
Keberhasilan penurunan stunting berkat komitmen pemimpin tertinggi (Presiden Joko Widodo).
"Ketika komitmen itu dimiliki pimpinan tertinggi, percepatan upaya penurunan stunting bisa dilakukan maksimal. Dalam hal ini, kita pun punya komitmen tinggi, bersama-sama menurunkan angka stunting," Bambang menerangkan.
Advertisement