PLN Luncurkan Program Listrik Ramah Lingkungan untuk Papua

PLN meluncurkan program 1.000 Renewable Energy for Papua agar mencapai rasio elektrifikasi 100 persen pada tahun 2020.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 18 Okt 2019, 15:53 WIB
Petugas PLN melakukan penyambungan penambahan daya listrik di Jakarta, Rabu (21/6). Menyambut lebaran, PLN memberikan bebas biaya penyambungan untuk rumah ibadah dan potongan 50 persen untuk pengguna selain rumah ibadah. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) berusaha menyelesaikan tantangan geografis di Papua agar jangkauan listrik di wilayah tersebut makin meluas. Untuk itu, PLN meluncurkan program 1.000 Renewable Energy for Papua agar mencapai rasio elektrifikasi 100 persen pada tahun 2020.

Inisiatif ini adalah sekuel dari gerakan Ekspedisi Papua Terang di bulan Agustus hingga September 2018. Ekspedisi itu mengumpulkan data demografi dan geografi terkait penyusunan rencana paling efektif untuk melistriki ratusan desa di provinsi Papua dan Papua Barat.

"Masih ada sekitar 1.724 desa yang gelap gulita dari jumlah 7.358 desa, sehingga oleh karena itu PLN meluncurkan program 1.000 Renewable Energy for Papua sebagai tindak lanjut Ekspedisi Papua Terang," ujar Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi F.X. Sutijasto dalam peluncuran program ini di Jakarta, Jumat (18/10/2019). 

Energi terbarukan dipilih karena berdasarkan survei PLN ada empat Energi Baru Terbarukan (EBT) yang potensial di Papua, yakni Pembakit Listrik Tenaga Pikohidro, Tabung Listrik, Pembangkit Listrik Tenaga Surya dengan panel surya yang bisa berfungsi hingga 20 tahun, dan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa yang bisa menerangi 200 rumah.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


PLT Pikohidro

Progress sebaran pembangkit listrik dan jaringan tranmisi yang telah dibangun PT. PLN demi program 35.000 MW untuk Indonesia.

PLT Pikohidro merupakan pembangkit skala kecil yang memanfaatkan air untuk menghasilkab hingga 5.000 watt. Sekiranya enam rumah bisa dialiri listrik berkat teknik ini.

Sementara, Tabung Listrik (Talis) adalah alat penyimpanan layaknya power bank. Talis ini mudah dipakai dan bisa diisi ulang di Stasiun Pengisian Energi Listrik.

Sejauh ini, berdasarkan data Kementerian ESDM, Rasio Elektrifikasi (RE) di provinsi Papua adalah 94,28 persen dan Papua Barat 99,98 persen, sehingga RE di dua provinsi itu adalah 95,75 persen melalui kontribusi PLN dan program Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) oleh Kementerian ESDM setempat.

 


Diikuti 165 Mahasiswa

PLN unit induk distribusi Jawa Timur memiliki beberapa program percepatan, salah satunya listrik desa atau biasa disebut Lissa. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Program ekspedisi Papua diikuti oleh 165 mahasiswa pecinta alam dari Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Sepuluh November, dan Universitas Cenderawasih.

TNI AD dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) juga ikut membantu ekspedisi Papua terang itu.

Peewakilan mahasiswa yang ikut peluncuran program ini pun berharap listrik di Papua bisa membantu tim medis, membuka akses internet, meningkatkan edukasi, mengurangi kesenjangan, dan membuka peluang positif bagi warga Papua.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya