Liputan6.com, Jakarta - Indonesia memiliki beragam jenis kuliner, termasuk soal sambal. Bagi banyak orang, makan tanpa sambal terasa kurang lengkap dan kurang nikmat.
Melansir dari ugm.ac.id, Jumat, 18 Oktober 2019, saat ini ada 322 macam sambal. Sebanyak 257 macam di antaranya digunakan untuk masakan dan hidangan. Dari jumlah itu dikelompokkan lagi, 119 sambal mentah dan 138 sambal masak.
Dari banyak sambal itu, muncul satu pertanyaan. Dapatkah sambal-sambal Indonesia go international?
Baca Juga
Advertisement
"Kenpa nggak bisa? Spices menjadi salah satu andalannya. Orang makin menyukai makanan eksotis, termasuk sambal. Tingkat toleransi orang makan pedas juga juga meningkat," kata chef Vindex Tengker saat dihubungi Liputan6.com, Jumat, 18 Oktober 2019.
Di downtown Los Angeles di Amerika Serikat, kata Vindex, banyak orang yang menyukai sambal. Ia mengirim foto aneka sambal di restoran yang ia buka di sana, Restaurant Kasih, yang menyajikan masakan Indonesia kontemporer.
"Sambal terasi (pedas), sambal ijo (sedang), sambal tomat (sedang), sambal nanas (pedas manis), dabu-dabu (pedas asam)," jelas Vindex.
Lelaki yang pernah menjadi juri MasterChef Indonesia ini mengatakan, para tamu di restorannya sangat suka dengan beragam sambal. Sambal menjadi makanan favorit di sana.
"Sangat suka, makanya saya bilang itu makanan favorit, semua order itu. Sudah banyak yang tahu tentang sambal-sambal. Jadi, bukan kita yang menawarkan kepada mereka, tapi justru tamu yang cari," ujar Vindex.
Di restoran Vindex di Los Angeles, disajikan beragam menu yang mengundang selera. Ada bebek goreng sambal ijo, baramundi fish fillet dengan sambal matah, perkedel jagung sambal nanas, dan lain-lain.
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Go International
Senada dengan chef Vindex, chef Yuda Bustara pun mengungkapkan bahwa sambal Indonesia sudah go international. Di sejumlah negara Eropa dan Asia sambal ulek Indonesia sudah beredar di pasaran.
"Ada sambal dari Indonesia, Thailand, dan Malaysia. Tapi yang paling banyak beredar itu dari Thailand. Setelah Thailand, baru sambal Indonesia," ujar Yuda kepada Liputan6.com, Jumat, 18 Oktober 2019.
Yuda menyebutkan, sambal dari Thailand lebih banyak beredar di luar negeri ketimbang Indonesia karena mereka banyak yang membuka restoran di sana.
"Mereka yang tinggal di luar negeri banyak buka restoran di sana, sedangkan warga Indonesia yang tinggal di luar negeri, lebih banyak bekerja (di perusahaan tertentu), bukan membuka restoran," kata Yuda.
Sejauh ini, sejumlah pihak swasta terus mempromosikan sambal dari Indonesia. Ia sempat menghadiri acara festival sambal di London dan New York.
"Tapi mereka yang datang kebanyakan orang Indonesia. Banyak orang di luar negeri masih takut dengan sambal dari Indonesia karena terkenal dengan pedasnya," tambah Yuda.
Ke depan, Yuda berharap pemerintah harus lebih sering mengadakan festival sambal di luar negeri agar sambal Indonesia bisa lebih terkenal. Apalagi, setiap daerah di Indonesia punya sambal khas masing-masing. Sambal Indonesia harus lebih diperkenalkan di mancanegara.
"Ya, harus masuk supermarket sana. Harus di promosikan seperti sambal asal Vietnam Sriracha yang disajikan di resto-resto yang bukan resto Vietnam di negara sana," kata Vindex ikut menambahkan.
Advertisement