Liputan6.com, Jakarta Direktorat Jenderal Penanganan Fakir Miskin (PFM) Kementerian Sosial menggelar kegiatan Sinkronisasi Program Anggaran Tahun 2020 dengan tema "Membangun sinergi perencanaan program dan anggaran penanganan fakir miskin antara pusat dan daerah yang efektif, efisien, dan akuntabel" di Hotel Claro, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (18/10).
Mengawali sambutannya, Direktur Jenderal PFM Kemensos, Andi ZA Dulung memberikan apresiasi kepada para pejabat eselon dan panitia penyelenggara yang berinisiatif melakukan kegiatan Sinkronisasi Program Anggaran Tahun 2020 dalam satu rangkaian kegiatan di Kota Makassar.
Advertisement
"Saya merasa senang dan bangga dengan acara ini karena mestinya diadakan wilayah I, II, III setelah di Bali. Namun inisiatif teman-teman diadakan sekaligus, dirangkaikan tiga. Berawal dari kesepakatan eselon II, lalu semuanya menyatu mengadakan di Makassar. Semoga kekompakan ini akan membawa perbaikan yang lebih baik lagi untuk kesejahteraan masyarakat, kelancaran program kita semuanya," ujar Andi ZA Dulung.
Berkaitan dengan program penanganan kemiskinan, Andi ZA Dulung memberikan apreasiasi kepada segenap jajarannya, pemerintah pusat dan daerah yang bekerja sama sehingga angka kemiskinan terus menurun dan Kementerian Sosial mendapatkan kepercayaan untuk lebih banyak mengelola anggaran.
"Saya juga merasa bangga bahwa kemiskinan turun dan anggaran kita terus berkembang. Anggaran kita terus naik setiap tahun dan tahun depan naik Rp 4 Triliun kenaikan karena indeks BPNT dari 110.000 menjadi 150.000 per bulan. Ini membanggakan, karena artinya Kementerian Sosial di percaya oleh pemerintah khususnya oleh kabinet bahwa kita sanggup melaksanakan pekerjaan ini," kata Andi ZA Dulung.
Andi ZA Dulung menegaskan bahwa kekompakan antara pusat dan daerah sangat penting dipertahankan karena berimplikasi pada sinkronisasi program yang telah direncanakan pada tahun 2020. Di tambah Indonesia selama 5 tahun kedepan kembali dipimpin oleh Presiden Jokowi.
"Karena presidennya lanjut, berarti tidak ada jeda dan kita harus langsung tancap gas. Kita harus bekerja lebih giat sehingga mohon teman-teman dukungan dari bapak ibu sekalian dari lapangan," tegasnya.
Kemensos dorong penyerapan anggaran lebih optimal
Terkait dengan sinkronisasi program dan penyerapan anggaran, Andi ZA Dulung menyoroti daerah yang penyerapan anggarannya masih mengecewakan, terutama di daerah yang memiliki APBD dalam jumlah besar. Besarnya APBD, kata Andi, kerap membuat daerah terlambat melaksanakan penyerapan atau dana dekonnya.
"Saya kira ini perlu perencanaan yang baik jadi tidak perlu membedakan mana anggara pusat mana anggaran daerah. Tetapi harus saling membantu, saling substitusi. Jadi dari awal, di provinsi seharusnya sudah merencanakan betul yang pusat berapa yang daerah berapa?' tuturnya.
"Lalu dibuat schedule-nya, saling mengisi. Itu yang kita harapkan sebetulnya dan tentunya sinkronisasi yang kita lakukan ini tidak ada yang tumpang tindih," tambah Andi ZA Dulung.
Selain itu, Andi ZA Dulung juga mengingatkan kembali tentang pemuktahiran data. Menurutnya, tidak mungkin bisa lagi menurunkan angka kemiskinan yang sedemikian pesat kalau angka kemiskinan seperti sekarang ini sudah satu digit yaitu 9,41 persen.
"Nanti akan diumumkan kembali, mungkin di bulan depan tentang survey kemarin di bulan September. Mudah-mudahan angkanya tetap turun, namun saya sampaikan jika itu turun lagi maka akan makin sulit kita menurunkannya kalau data kita itu tidak bagus,"
Menurutnya yang paling bagus itu adalah semua orang miskin itu sudah masuk dan orang yang sejahtera itu tidak perlu lagi di dalam (data).
(*)