Potret Demo Lebanon: Protes Kebijakan Pajak WhatsApp, BBM hingga Rokok

Warga Lebanon pada Jumat (18/10/2019) turun ke jalan untuk melakukan unjukrasa menentang rencana pemerintah mengenakan berbagai pajak baru, di tengah krisis ekonomi di negara tersebut.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Okt 2019, 21:00 WIB
Pengunjuk rasa antipemerintah melempari polisi dengan pagar dalam protes menentang rencana pengenaan pajak baru di Beirut, Lebanon, Jumat (18/10/2019). Ribuan orang turun ke jalan melampiaskan kemarahannya kepada para politisi yang mereka tuduh korup dan salah urus negara. (AP Photo/Hassan Ammar)

Liputan6.com, Beirut - Warga Lebanon pada Jumat (18/10/2019) turun ke jalan untuk melakukan unjukrasa menentang rencana pemerintah mengenakan pajak baru untuk penggunaan WhatsApp, di tengah krisis ekonomi di negeri tersebut.

Ribuan orang turun ke jalan melampiaskan kemarahan mereka kepada para politisi yang mereka tuduh korup dan salah urus negara sehingga mengalami masalah ekonomi serius, demikian seperti dilansir ABC Indonesia, Jumat.

Protes dimulai dengan beberapa belas orang mendatangi di pusat kota Beirut dengan adanya rencana menerapkan pengenaan pajak sebesar Rp 30 ribu dalam pengiriman pesan di internet termasuk WhatsApp.

Berikut sejumlah potret demonstrasi di Lebanon, sebagaimana dibingkai oleh Associated Press.


1. Selain usulan pengenaan pajak untuk penggunaan internet, pemerintah Lebanon juga akan meningkatkan pajak untuk rokok dan BBM dalam rancangan APBN tahun 2020. Hal itu memicu protes yang dengan cepat menyebar menjadi demo besar sejak adanya krisis sampah di tahun 2015 dengan ribuan orang melakukan unjuk rasa di seluruh negeri.

Pengunjuk rasa antipemerintah bentrok dengan polisi dalam protes menentang rencana pengenaan pajak baru di Beirut, Lebanon, Jumat (18/10/2019). Selain usulan pengenaan pajak untuk penggunaan internet, pemerintah Lebanon juga akan meningkatkan pajak untuk rokok dan BBM. (AP Photo/Hassan Ammar)

Ratusan orang berkumpul di dekat kantor-kantor pemerintah dan gedung Parlemen di Beirut dimana polisi anti huru-hara sudah dikerahkan. Mereka meneriakkan

Pengunjuk rasa antipemerintah meneriakkan slogan-slogan terhadap pemerintah dalam protes menentang rencana pengenaan pajak baru di Beirut, Lebanon, Jumat (18/10/2019). Mereka meneriakkan "Revolusi" dan "Maling" - merujuk kepada korupsi yang merajalela di negeri tersebut. (AP Photo/Hassan Ammar)

2. Para pengunjuk rasa juga menutup jalan di beberapa kota di Lebanon, termasuk kota Tripoli di Utara, Tyre di Selatan dan Baalbek di Timur Laut. Beberapa pengunjuk rasa mengatakan mereka akan tetap berada di jalan sampai pemerintah mengundurkan diri.

Pengunjuk rasa berlarian saat polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa selama protes menentang rencana pengenaan pajak baru di Beirut, Lebanon, Jumat (18/10/2019). Massa marah kepada para politisi yang mereka tuduh korup dan salah urus negara. (AP Photo/Hassan Ammar)

3. Pemerintah berusaha membantu warga Lebanon untuk menghindari ambruknya perekonomian, kata Menteri Dalam Negeri Raya al-Hassan kepada media setempat. Ia melanjutkan bahwa bila ada pemerintahan baru yang dibentuk, mereka akan mengambil kebijakan serupa.

Pengunjuk rasa berlarian saat polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa selama protes menentang rencana pengenaan pajak baru di Beirut, Lebanon, Jumat (18/10/2019). Saat ini Lebanon menjadi salah satu negara dengan utang terbesar di dunia. (AP Photo/Hassan Ammar)

4. Menteri Telekomunikasi Mohamed Choucair yang muncul di televisi setelah protes terjadi mengatakan bahwa Perdana Menteri Saad Hariti telah memintanya untuk mencabut usulan pengenaan pajak WhatsApp.

Seorang pengunjuk rasa antipemerintah membakar pembatas jalan plastik dan sampah untuk memblokir jalan selama protes menentang rencana pengenaan pajak baru di Beirut, Lebanon, Kamis (17/10/2019). Protes ini dengan cepat menyebar menjadi demo besar yang terjadi di Lebanon. (AP Photo/Hassan Ammar)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya