Liputan6.com, Jakarta - Harga emas stabil pada hari Jumat. Hal ini dipengaruhi oleh dolar yang lebih lemah, adanya kemungkinan Brexit tanpa kesepakatan, ketidakpastian atas perdagangan AS dan Cina dan kekhawatiran perlambatan ekonomi global.
Dikutip dari laman CNBC, Sabtu (19/10/2019), harga emas di pasar spot tidak berubah pada USD 1,491.17 per ounce, tetapi berada di kisaran yang relatif ketat untuk sebagian besar sesi. Sementara harga emas berjangka AS turun menjadi USD 1,494 per ounce.
"Dolar agak lunak sehingga (itu) bisa membantu sedikit, tetapi keseluruhan emas masih stabil. Mungkin harga emas tengah mencari keseimbangan sampai mendapatkan pendorong makro baru," kata Tai Wong, kepala perdagangan derivatif logam dasar dan logam mulia di BMO.
"Kisaran USD 1.380-USD 1.400 seharusnya menjadi dasar yang kuat untuk harga emas dan USD 1.480-USD 1.520 tampaknya benar-benar menjadi keseimbangan baru di atasnya," tambah dia.
Baca Juga
Advertisement
Inggris dan Uni Eropa menyegel kesepakatan Brexit baru pada hari Kamis. Namun apakah kesepakatan itu akan disetujui oleh parlemen Inggris pada hari Sabtu membuat pasar gelisah.
"Brexit adalah titik balik pada saat ini memasuki akhir pekan, kami masih menunggu situasi perdagangan untuk melihat apakah mereka akan menandatangani kesepakatan parsial yang sebenarnya," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
“Titik fokus hari ini adalah pembicaraan Fed. Kami berharap mendapatkan petunjuk apa pun jika ada perubahan dalam mentalitas penurunan suku bunga pada akhir bulan ini. Dalam beberapa hari terakhir telah ada diskusi tentang potensi hal itu," dia melanjutkan.
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ekonomi Global Melambat
Federal Reserve AS sedang mengawasi tanda-tanda bahwa perlambatan perdagangan global berdampak di Amerika Serikat di luar manufaktur dan investasi, "Tetapi belum menuju ke siklus pemotongan suku bunga penuh," kata Presiden Federal Reserve Dallas Robert Kaplan.
Dalam tanda lain sengketa perdagangan menyeret pada pertumbuhan ekonomi. Data dari China menunjukkan pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga melambat ke laju terlemah dalam hampir tiga dekade.
Advertisement