Liputan6.com, Jakarta - Tanggal 20 Oktober diperingati sebagai Hari Osteoporosis Sedunia, gunanya adalah ingin menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan agar tidak terjangkit penyakit ini. Osteoporosis adalah penyakit yang disebut sebagai silent disease. Gejalanya yang tak begitu tampak dan tak bisa terlihat menjadi momok yang menyeramkan.
Osteoporosis bisa terjadi karena kurangnya kalsium dalam tulang sehingga menjadikannya rapuh dan mudah keropos. Karenanya, dibutuhkan pencegahan sedari dini agar kondisi penyerapan kalsium dalam tubuh dapat maksimal.
Baca Juga
Advertisement
Tubuh manusia setidaknya membutuhkan 1.000 mg kalsium setiap harinya. Bahkan, ibu hamil membutuhkan lebih banyak karena perlu memberikan asupan ke janinnya pula. Kalsium tersebut bisa didapatkan dari makanan yang dikonsumsi.
Dr. Suci Sutinah, Medical Advisor PT Bayer Indonesia menyarankan untuk mengonsumsi tahu, tempe, sayuran dan susu murni. Selain itu, bagi anak usia di bawah 12 tahun, konsumsi susu, yoghurt dan keju adalah hal yang penting.
"Kalau di luar biasa mereka nyaraninnya satu gelas susu, satu yoghurt dan dua slice keju, itu untuk anak di bawah 12 tahun," jelas Dr. Suci saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan pada Rabu, 16 Oktober 2019.
Saat sudah memasuki usia 30 tahun, kemampuan daya serap tubuh akan kalsium semakin menurun. Terlebih jika wanita sudah mengalami menopause.
Jika sudah demikian, pola makanan yang harus diperhatikan dan dihindari. Dr. Suci mengatakan bahwa minuman yang mengandung kafein harus dihindari karena kafein dapat memperlambat penyerapan kalsium ke tulang.
"Mengurangi deh, jadi kalau biasanya pagi, siang, malam harus dikurangi. Sehari sekali aja deh is oke. Kafein berarti kopi ya? Jangan salah, kola ada kafeinnya, green tea ada kafeinnya," tuturnya lagi.
Selain itu, kebiasaan mengonsumsi makanan yang asin juga menjadi salah satu pemicu munculnya osteoporosis. Hal ini dikarenakan kandungan sodium dapat menghambat penyerapan kalsium pula.
"Makanan yang terlalu asin, yang tinggi sodiumnya. Sodium, garam itu menghambat peyerapan kalsium dalam tulang," ujar Dr. Suci.
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Gaya Hidup Lainnya
Selain makanan, tentu ada hal lain yang harus diperhatikan pula. Salah satu contohnya adalah merokok. Kandungan nikotin juga menjadi pengacau tubuh untuk menyerap kalsium ke dalam tulang sehingga perokok juga bisa lebih rentan terkena osteoporosis.
Lalu, mulai untuk hidup aktif atau olahraga ringan. Dr. Suci mengatakan bahwa olahraga akan memacu kinerja jantung sehingga dapat memompa darah dengan lebih maksimal.
"Kalau pompaan jantungnya sehat, peraliran darahnya sehat, itu juga bisa membantu penyerapan kalsium ke tulang. Jadi mungkin harus hidup aktif, tidak usah jadi olahragawan, yang penting aktif," tukasnya saat ditemui dalam talkshow 'Cegah Osteoporosis dengan Yoga'.
Tak tertinggal, konsumsi suplemen yang mengandung kalsium dan vitamin D juga menjadi hal yang harus diperhatikan. Hal ini bertujuan untuk melengkapi jumlah gizi yang dibutuhkan namun tidak didapatkan dari makanan.
(Novi Thedora)
Advertisement