Liputan6.com, Jakarta - Tisu wajah pada dasarnya harus digunakan untuk membersihkan wajah. Akan teapi pada beberapa orang, tisu wajah malah digunakan untuk membersihkan vagina. Amankah?
Sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti dari Kanada menjelaskan bahwa beberapa jenis tisu wajah memiliki kandungan formaldehida, yang merupakan senyawa dalam ‘ramuan’ formalin.
Advertisement
Penggunaan tisu yang mengandung zat tersebut untuk membersihkan vagina diduga dapat memicu terjadinya iritasi. Lebih buruk lagi, formaldehida juga dituding berperan dalam mencetuskan kanker.
Tidak hanya itu, ada pula alasan lain mengapa wanita sebaiknya tidak membersihkan vagina dengan tisu wajah. Dalam kasus ini, alasannya adalah karena beberapa produk tisu wajah mengandung bedak di dalamnya.
Penggunaan tisu jenis ini untuk membersihkan organ kewanitaan alias vagina dapat memicu terjadinya iritasi bahkan infeksi. Beberapa penelitian juga menduga bahwa vagina yang sering dibersihkan menggunakan tisu wajah mengandung bedak berpotensi mengalami kanker.
Memang, penelitian-penelitian yang dikutip pada pernyataan di atas masih belum pasti sehingga tidak bisa dijadikan sebagai acuan. Meski demikian, tidak ada salahnya untuk selalu waspada akan segala kemungkinan yang ada.
Membersihkan Vagina dengan Tepat
Daripada menggunakan tisu wajah, Anda lebih disarankan untuk membersihkan vagina menggunakan tisu toilet. Namun, Anda mesti memastikan bahwa tisu toilet yang digunakan untuk membersihkan vagina setelah dibasuh dengan air tidak mengandung pemutih atau pengharum.
Pastikan pula bahwa Anda membersihkan vagina hanya dengan menepuk-nepuk perlahan, bukan dengan menggosoknya dengan sekuat tenaga.
Supaya kesehatannya terjaga secara menyeluruh, Anda juga perlu memperlakukan vagina dengan cara berikut ini:
- Gunakan pakaian dalam berbahan katun dan menyerap keringat
- Cuci vagina dengan air bersih satu kali sehari
- Ketika vagina sedang iritasi, gunakan pelembap dan bukan sabun
- Hindari mencuci vagina dengan sabun
- Hindari menggosok vagina dengan kerasHindari menggunakan produk kewanitaan yang mengandung pewangi, pewarna, bahan kimia, dan pengawet
- Jangan pernah melakukan vaginal douching
- Dengan menerapkan cara-cara di atas secara berkelanjutan, kemampuan vagina untuk membersihkan dirinya sendiri dari dalam akan semakin optimal. Ya, vagina memiliki mekanisme membersihkan diri sendiri dengan mengeluarkan cairan keputihan (normal).
Cairan yang keluar pada keputihan bersifat jernih, bening atau berwarna putih, tidak mengeluarkan bau, tidak terasa gatal, dan volumenya tidak terlalu banyak. Keputihan normal biasanya akan muncul ketika wanita mendekati masa subur (ovulasi).
Sebaliknya, apabila vagina tidak dibersihkan dan dirawat dengan cara yang tepat, yang akan terjadi adalah keputihan abnormal. Kondisi ini menandakan bahwa vagina telah terkena suatu gangguan kesehatan, termasuk infeksi, peradangan atau kanker.
Keputihan abnormal biasanya ditandai dengan keluarnya cairan berwarna abu-abu atau kuning kehijauan, sangat kental, volumenya banyak, menyebabkan gatal, dan berbau tidak sedap. Segera ke dokter jika Anda mengalami keputihan dengan gejala tersebut.
Jaga selalu kebersihan dan kesehatan vagina Anda dengan saksama. Jangan biarkan organ penting ini tersakiti gara-gara terkena infeksi atau kondisi berbahaya lainnya. Segera berobat ke dokter jika mengalami sesuatu yang tidak beres dengan vagina Anda.
Penulis : dr. Alberta Jesslyn Gunardi. BMedSc Hons / Klik Dokter
Advertisement