13 Alasan Aroma Urine Ketika Kencing Menyengat (1)

Warna urine yang keluar saat kencing merupakan tanda masalah kesehatan

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Okt 2019, 07:00 WIB
(Sumber: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Buang air kecil merupakan proses alami tubuh untuk mengeluarkan sisa metabolisme, garam, dan zat yang tidak dibutuhkan tubuh. Di sisi lain, urine juga bisa menjadi refleksi kondisi kesehatan tubuh.

“Urine adalah barometer kesehatan tubuh. Bahkan pada zaman dahulu, seorang penyembuh maupun tabib bila akan membuat diagnosis dengan melihat, mencium, dan mencicipi air seni pasien,” kata ahli bedah dan ahli urologi Brigham and Women’s Hospital, Amerika Serikat, Michael O’Leary seperti dikutip Health pada Minggu, 20 Oktober 2019.

Urine masih menjadi tanda kesehatan tubuh. Dari status hidrasi hingga kondisi ginjal, seperti yang disampaikan ahli uroginekologi Weill Cornell Medicine, Amerika Serikat, Tanaka Dune.

Oleh karena itu, jangan sepelekan urine yang berbau menyengat. Karena itu bisa merupakan pertanda salah satu dari 13 penyebab berikut seperti yang dilansir dari Prevention.

Dehidrasi

Menurut Dune, kurang minum membuat urine beraroma seperti amonia yang kuat. Hal ini terjadi karena ginjal tidak mendapat cairan yang cukup untuk membuang sisa metabolisme.

Bau yang tajam itu biasanya disertai warna urine yang lebih gelap. Bila ini terjadi pada Anda, segera minum segelas air putih.

Infeksi saluran kemih

Infeksi saluran kemih merupakan penyebab umum air seni yang bau khususnya perempuan. Hal ini terjadi karena perempuan memiliki uretra yang lebih kecil daripada laki-laki, kata O’Leary.

Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, Amerika Serikat, sekitar 40-60 persen perempuan setidaknya sekali dalam hidup mengalami infeksi saluran kemih.

“Secara teori urine adalah cairan yang steril. Maka bila ada bakteri akan terjadi perubahan bau urine,” jelas O’Leary.

Infeksi jamur

Infeksi ragi terjadi akibat pertumbuhan berlebih jamur pada vagina dan vulva. Sebagian besar perempuan akan mengalami hal ini. Walaupun infeksi jamur tidak secara langsung menyebabkan kencing bau, ini bisa berpengaruh secara tidak langsung saat buang air kecil.

 


Urine Bau

Ilustrasi Foto Kebelet Kencing atau Buang Air Kecil (iStockphoto)

Banyak mengonsumsi kopi

Ahli uroginekologi itu mengatakan bahwa kopi memiliki efek diuretik ringan. Sehingga tubuh menjadi dehidrasi dan menghasilkan urine yang mirip dengan ammonia.

Namun, ini tidak perlu dikhawatirkan selama Anda tetap konsumsi air mineral yang cukup setelah kopi.

Konsumsi bawang putih dan bawang bombay

Dune menjelaskan, tergantung berapa banyak Anda mengonsumsinya, bawang putih dan bombay adalah dua bahan makanan yang berkontribusi mengubah hasil metabolisme. Aroma urine Anda akan menjadi lebih kuat setelah memakan bawang yang baunya menyengat.

Kekurangan enzim

Seperti bawang, sayuran bernutrisi ini juga bisa mempengaruhi bau air seni.

“Hanya beberapa orang punya enzim yang bisa memecah komponen asparagus atau kandungan yang mengubah bau urine,” kata ahli bedah dan urologi itu.

Orang yang bisa memecah komponen asparagus disebut asparagus anosmia. Jika tidak memiliki enzim tersebut, kencing Anda akan menjadi bau setelah konsumsi asparagus.

Gejala diabetes

Menurut O’Leary, perubahan frekuensi, dan kandungan urine merupakan gejala diabetes.

Diabetes tipe 1 & 2 menghilangkan kemampuan tubuh untuk memproses gula dengan baik. Sehingga beberapa kandungan manis (dalam bentuk glukosa) berakhir di urine.

Sebaiknya segera ke dokter dan lakukan tes urine untuk mendapat diagnosis yang tepat.

 


Warna Urine

Ilustrasi Foto Kebelet Kencing atau Buang Air Kecil (iStockphoto)

Terlalu banyak konsumsi vitamin

“Berbagai vitamin, khususnya B6, bisa mempengaruhi warna dan bau air seni,” kata Dune.

Vitamin B sudah dikenal bisa mengubah warna urine menjadi neon kuning-hijau. Jadi tidak perlu dikhawatirkan.

 

Penulis : Selma Vandika

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya