Liputan6.com, Jakarta - Wulan Gurtino berkesempatan menikmati keindahan air terjun Matayangu di Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ia tak sendiri, melainkan bersama teman-temannya menikmati keindahan air terjun tersebut.
"setelah trekking hiking +- 1.5 jam di medan yg bisa di bilang lumayan paling berat di sumba barat sampailah kita di spot ini ..langsung nyemplung, berenang ..," tulis Wulan sebagai keterangan foto, 16 Oktober 2019.
Wulan menilai air terjun tersebut air dan suasana di lokasi yang ia kunjungi sangat magis. Ia dan teman-temannya tak tahu medan dan cerita mitos di balik air terjun itu.
Baca Juga
Advertisement
"magis banget air juga suasana nya .. .spot ini tidak masuk peta dinas pariwisata dan tour2 karena medannya," tulis Wulan. "kita 9 cewek sok tau tanpa tau medan dan cerita mitos di balik waterfall ini memaksa ,"kita anak alam" "kita olahragawan" "kita atlet f45" bisa lah," lanjut Wulan.
Bila diminta untuk mengulang lagi ke saat ini, ia mungkin akan berpikir lagi. Apalagi, ia sudah memiliki tiga orang anak. Namun, ia tak menyangka bisa berada di sana.
"but hey gak nyangka dengan keterbatasan kita ada yang tidak olahraga ,pake sendal, kejerembab di sungai, kepleset ,merosot ,dzikir sepanjang perjalanan , bahaya memang ,but we did it dan banyak belajar dari journey ini , arti saling bahu membahu ,one for all,all for one .. terima kasih Allah dan alam atas perlindungannya dan memberi kita ijin untuk succeed," tandas Wulan Guritno.
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Air Terjun Matayangu
Air terjun Matayangu memiliki dua air terjun dengan airnya yang biru. Air terjun pertama berketinggian 75 meter dengan air yang berasal dari sungai di dalam gua, sedangkan yang kedua, air terjun akan muncul saat musim hujan.
Airnya berasal dari sungai yang ada di atasnya setinggi 130 meter. Tepat di bawahnya, terdapat kolam kecil dengan air berwarna biru menawan yang digunakan sebagai pemandian.
Melansir dari voinews.id, bagi warga sekitar, air terjun ini merupakan tempat yang dikeramatkan. Warga Merapu menggunakan tempat ini untuk beribadah. Mereka menganggap bahwa air terjun ini adalah tempat bersemayamnya arwah-arwah leluhur.
Selain itu, mereka juga percaya bahwa di dalam gua yang menjadi sumber datangnya debit air terdapat makam kuno yang menyimpan barang-barang bersejarah.
Untuk menuju tempat ini, dari Kupang perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan pesawat ke Waingapu. Setelah itu, perjalanan berlanjut dengan berkendara selama sekitar dua am menuju Waikabubak.
Setelah sampai di Waikabubak, perjalanan di teruskan menuju ke lokasi Taman Nasional Manupe sekitar 3 jam. Selain itu, wisatawan harus melakukan trekking melewati hutan selama kurang lebih sejam dengan medan yang naik turun.
Advertisement