Liputan6.com, Jakarta Air bekas wastafel atau toilet bisa diminum? Sebuah restoran di Kuurne, Belgia, membuktikan kalau itu bisa terjadi. Restoran Gust’eaux ini melayani pelanggannya dengan air minum gratis dari daur ulang air wastafel dan toilet.
Seperti dikutip Oddity Central, air minum daur ulang tersebut sama dengan air minum pada umumnya, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna. Sehingga tidak terasa kalau sumber air sebenarnya adalah toilet restoran.
Advertisement
Restoran ini menawarkan air toilet daur ulang untuk pelanggan dalam berbagai bentuk, seperti air minum gratis, es batu, atau kopi. Kabarnya juga digunakan untuk brewing bir.
Gust’eaux mampu mengubah limbahnya menjadi air yang begitu murni dengan menggunakan sistem pemurnian lima langkah yang kompleks. Alhasil, air yang disajikan juga diperkaya dengan mineral.
"Hasil airnya terlalu murni untuk bisa diminum, jadi kami menambahkan mineral untuk membuatnya lebih sehat," kata perwakilan dari Gust’eaux mengatakan kepada saluran berita Belgia, VRT News.
Bagaimana proses daur ulangnya?
Bagaimana cara mendaur ulang air toilet dan wastafel ini? Awalnya, air bekas toilet dan wastafel dibersihkan dengan pupuk tanaman, kemudian sebagian dicampur dengan air hujan yang dikumpulkan dan digunakan untuk menyiram toilet, sementara sisanya diolah melalui serangkaian proses pemurnian sehingga tidak bisa dibedakan dari air ledeng.
Restoran Belgia tidak terhubung ke sistem saluran pembuangan kota, jadi itu benar-benar membutuhkan solusi sirkuit terdekat untuk menyelesaikan masalah pembuangan kotorannya.
Advertisement
Diteliti dan enak dikonsumsi
Sebelumnya, tim khusus dari Universitas California juga pernah meneliti air daur ulang dari kloset. Hasilnya, air daur ulang ini selain enak dikonsumsi sama halnya seperti air kemasan, juga tidak memiliki komponen yang berbahaya di dalamnya sehingga masyarakat tidak perlu takut.
Pemimpin penelitian yakni Daniel Harmon mengatakan, air daur ulang dari toilet mungkin terdengar menjijikkan. Itu sebabnya tak banyak orang ingin mencoba air tersebut. Meski begitu, ia yakin bahwa pada beberapa dekade mendatang air limbah akan menjadi populer untuk dikonsumsi.