Liputan6.com, Inggris Seorang ibu dari tiga anak berusia 44 tahun di Inggris meninggal setelah menjalani operasi penurunan berat badan. Ia mengalami kekurangan gizi selama 10 tahun selepas operasi bypass lambung (operasi bariatrik) yang dijalaninya.
Wanita bernama Kimberly Wall, menjalani operasi penurunan berat badan meski ada kekhawatiran dari keluarganya. Setelah mencoba strategi penurunan berat badan. Ia senang dengan penurunan berat badan awal tetapi ia menyesalinya. Tubuhnya menjadi lebih tertekan dan cemas dari waktu ke waktu, ujar ibu dari Kimberly.
Advertisement
Selama 10 tahun, Kimberly memiliki kelainan makan, menurut laporan rumah sakit yang merawatnya. Ia mengalami kesulitan makan sehingga kehilangan 75 persen dari berat tubuhnya. Tubuhnya turun menjadi hanya 31 kg. Ia tidak bisa berjalan dan harus dirawat di rumah sakit.
Melansir laman Business Insider, Minggu (20/10/2019), Kimberly meninggal seminggu setelah rawat inap terakhirnya karena gagal jantung akibat kekurangan gizi. Dokter menyampaikan, masalah Kimberly terkait nutrisi yakni komplikasi yang jarang, tetapi diakui operasi bypass lambung.
Operasi bariatrik pada umumnya aman dan efek samping biasanya bersifat sementara. Operasi bariatrik mencakup beberapa prosedur yang dirancang membantu pasien menurunkan berat badan melalui berbagai metode dengan mengurangi ukuran lambung atau mengatur ulang sistem pencernaan.
"Risikonya mirip dengan prosedur bedah umum lainnya seperti penggantian pinggul atau pengangkatan kantong empedu, ujar ahli diet bariatrik Melissa Majumdar, yang bekerja dengan pasien dalam diet dan nutrisi yang tepat sebelum dan setelah operasi penurunan berat badan.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Komplikasi Pencernaan
Mungkin ada kasus kematian dari operasi bariatrik. Majumdar menambahkan kurang dari 1 persen pasien bedah bariatrik meninggal karena prosedur atau komplikasi. Walaupun ada komplikasi pencernaan dari operasi, misal mual, muntah, dan kesulitan makan, itu biasanya hilang setelah minggu pertama pasca operasi.
Setelah operasi, pasien menjalani tindak lanjut yang luas dengan tim medis untuk membantu mengurangi segala komplikasi, termasuk defisiensi nutrisi, masalah pencernaan, atau psikologis. Biasanya konsultasi dalam beberapa minggu, enam bulan, dan satu tahun setelah operasi. Konsultasi terus berlanjut hingga jangka panjang.
"Yang unik operasi bariatrik adalah pasien harus menindaklanjuti dengan tim perawatan seumur hidup," tambah Majumdar.
Dalam kasus yang jarang terjadi, kelainan makan bisa menjadi komplikasi berbahaya bagi pasien bedah bariatrik Meskipun prosedurnya relatif aman, operasi bariatrik dan gangguan makan memiliki hubungan yang rumit.
"Orang-orang menjalani operasi bariatrik dengan makan yang tidak teratur," lanjut Majumdar. "Dalam budaya diet dan pembatasan, itu sangat umum. Di sisi lain, sekitar 8 persen pasien kelainan makan menjalani operasi bariatrik.
Gejala yang datang lebih dulu dari operasi bariatrik adalah gangguan makan bisa mengancam jiwa. Ini karena kekurangan gizi menyebabkan penurunan berat badan, masalah jantung, yang berujung serangan jantung.
Advertisement
Pantau Asupan Gizi
Kelainan makan serius yang berhubungan dengan operasi bariatrik jarang terjadi, lanjut Majumdar, sebagian karena pasien harus melalui persiapan menyeluruh sebelumnya.
Misalnya, penyedia perawatan, termasuk perusahaan asuransi dan ahli bedah mengharuskan pasien berkonsultasi dengan psikolog bariatrik sebelum prosedur.
Operasi bariatrik harus menjadi keseluruhan program, bukan hanya satu prosedur bedah. Operasi bariatrik jauh lebih dari satu operasi, Majumdar menekankan.
Agar lancar menjalani operasi, pasien membutuhkan berbagai sumber informasi pendukung, termasuk ahli gizi untuk memantau asupan gizi. Banyak program bariatrik juga menawarkan kelompok pendukung kepada pasien sebelum dan sesudah operasi.
"Ketika Anda merangkul seluruh program, bukan hanya operasi," tambah Majumdar. "Ini adalah keseluruhan proses yang melibatkan banyak pengetahuan, persiapan, konsultasi, dan tindak lanjut."