Liputan6.com, Jakarta - Ariel Tatum bisa dibilang sebagai salah satu selebritas papan atas Tanah Air. Selain menjadi langganan sinetron, FTV dan film layar lebar, karier Ariel Tatum juga kian melesat berkat sejumlah iklan yang dibintanginya.
Bermodal wajah cantik dan akting yang mumpuni, pesona Ariel Tatum sukses merangkul banyak penggemar. Namun siapa yang sangka, di balik kecemerlangan itu semua, Ariel Tatum juga pernah mengalami jatuh bangun kehidupan.
Baca Juga
Advertisement
Artis 22 tahun ini bahkan sampai berniat bunuh diri ketika mengalami depresi yang begitu meneror rencana masa depannya. Kejadian itu bermula ketika Ariel Tatum masih berusia 13 tahun.
"Waktu umur 13 tahun pertama kali mulainya. Habis itu kayak beberapa kali. Jadi depresi itu kan ada episode-episodenya ya. Jadi beberapa kali sampai dua tahun yang lalu-lah masih (depresi)," kata Ariel Tatum dikutip dari KapanLagi.com, Minggu (20/10/2019).
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Coba Bunuh Diri
"Iya ada beberapa kali percobaan bunuh diri. Menurut aku yang paling parah percobaan bunuh diri sih pastinya. Terus sama melukai diri sendiri. Menurut aku sudah enggak wajar ya karena aku pun enggak sadar akan hal itu," sambung Ariel Tatum.
Advertisement
Jalan Keluar
Beruntung Ariel Tatum menemukan jalan keluar yang tepat. Di saat hidupnya seakan mulai sempit, Ariel Tatum menemui seorang psikolog. Di situ, ia menemukan sebuah jalan keluar dari beban berat yang menghimpit hidupnya.
Tak Sadar
"Mulainya (ketemu psikolog) karena menurut aku sudah mulai nggak wajar. Kayak aku enggak bisa tidur, mengganggu produktivitas, jadi akhirnya aku memutuskan untuk mencari bantuan profesional," ucap pesinetron Cinta yang Sama ini.
Advertisement
Akar Masalah
Hingga kini Ariel Tatum pun masih mencari akar masalah apa yang membuatnya begitu depresi. Yang jelas, ia begitu bersyukur karena menemukan jalan yang tepat untuk mengatasi persoalan depresi yang sangat membuatnya trauma.
Hal Personal
"Karena hal apa, yang pasti hal yang personal ya. Sampai sekarang aku pun masih terus-menerus mencari akarnya itu dari mana saja. Seperti yang tadi aku bilang. Its a concern battle learning process, karena sampai sekarang pun aku mencoba untuk membuka satu per satu nih. Coba yang ini dari mana, yang ini dari trauma apa. Kayak gitu," dia mengakhiri.
Advertisement