Jokowi Targetkan Angka Kemiskinan Dekati 0 Persen di 2045

Jokowi mengatakan, dalam 100 tahun Indonesia merdeka atau menginjak usia 1 abad, Indonesia sudah harus menjadi negara maju

oleh Tommy K. Rony diperbarui 20 Okt 2019, 16:57 WIB
Presiden Jokowi. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan angka kemiskinan bisa mendekati nol persen pada 2045. Ia telah menyiapkan lima kebijakan prioritas untuk mewujudkannya.

Jokowi mengatakan, dalam 100 tahun Indonesia merdeka atau menginjak usia 1 abad, Indonesia sudah harus menjadi negara maju dengan pendapatan Rp 320 juta per kapita per tahun atau Rp 27 juta per kapita per bulan.

"Mimpi kita di tahun 2045, Produk Domestik Bruto Indonesia mencapai USD 7 triliun. Indonesia sudah masuk 5 besar ekonomi dunia dengan kemiskinan mendekati nol persen," kata dia dalam sambutan pelantikan presiden dan wakil presiden di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Minggu (20/10/2019).

Untuk mewujudkan hal tersebut Jokowi telah menyiapkan 5 strategi. Pertama, pembangunan SDM akan menjadi prioritas utama pemerintahannya. "Membangun SDM yang pekerja keras, yang dinamis. Membangun SDM yang terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Mengundang talenta-talenta global bekerja sama dengan kita," ujar dia.

Jokowimenilai hal itu tidak bisa diraih dengan cara-cara lama, cara-cara baru harus dikembangkan. Indonesia dikatakan memerlukan endowment fund yang besar untuk manajemen SDM.

Dalam meraih ini, pemerintakan akan mengoptimalkan kerja sama dengan industri. Kemudian penggunaan teknologi yang mempermudah jangkauan ke seluruh pelosok negeri.

Hal kedua yangd dikerjakan, ungkap Jokowi adalah melanjutkan pembangunan infrastruktur. Infrastruktur yang menghubungkan kawasan produksi dengan kawasan distribusi, yang mempermudah akses ke kawasan wisata, yang mendongkrak lapangan kerja baru, yang mengakselerasi nilai tambah perekonomian rakyat.

Ketiga, penyederhanaan regulasi. "Segala bentuk kendala regulasi harus kita sederhanakan, harus kita potong, harus kita pangkas," jelas Jokowi.

Pemerintah, kata dia bersama DPR akan menerbitkan 2 undang-undang besar. Pertama, UU Cipta Lapangan Kerja. Kedua, UU Pemberdayaan UMKM.

"Masing-masing UU tersebut akan menjadi Omnibus law, yaitu satu UU yang sekaligus merevisi beberapa UU, bahkan puluhan UU. Puluhan UU yang menghambat penciptaan lapangan kerja langsung direvisi sekaligus. Puluhan UU yang menghambat pengembangan UMKM juga akan langsung direvisi," ungkap Jokowi.

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan video pilihan berikut ini:


Jokowi: Gaji Orang Indonesia Rp 27 Juta per Bulan di 2045

Presiden terpilih Joko Widodo saat menghadiri pelantikan Presiden dan Wapres 2019 di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019). Jokowi-Ma'ruf Amin resmi dilantik sebagai Presiden dan Wapres RI periode 2019-2024. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Joko Widodo (Jokowi) resmi dilantik menjadi Presiden untuk masa jabatan 2019-2024. Dalam pidato usai pelantikan, Jokowi membeberkan sejumlah target yang ingin dicapai Indonesia pada 2045.

Jokowi menyatakan, pada satu abad Indonesia merdeka, Indonesia ditargetkan keluar dari jebakan kelas menengah dan menjadi negara maju.

"Mimpi kita, cita-cita di 2045, 1 abad Indonesia merdeka mestinya Insya Allah Indonesia keluar dari jebakan negara berpendapatan kelas menengah. Indonesia menjadi negara maju dengan pendapatan Rp 320 juta per kapita per tahun atau 27 juta per kapita per bulan, itu lah target kita bersama," ujar dia di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Minggu (20/10/2019.

Selain itu, Indonesia juga menargetkan Produk Domestii Bruto (PDB) mencapai USD 7 triliun dan Indonesia masuk dalam 5 besar ekonomi dunia dengan tingkat kemiskinan mendekati 0 persen.

"Kita harus menuju ke sana. Kita sudah kalkulasi target tersbeut sangat masuk akal dan sangat memungkinkan untuk dicapai, tapi itu tidak datang dengan otomatis, dengan mudah. Harus kerja keras dan cepat kerja bangsa kita yang proudktif," tandas dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya