Liputan6.com, Jakarta - Festival Indonesia bakal kembali digelar di Perth, Australia, pada 24-28 Oktober 2019. Desainer Yudhistira bakal ikut memeriahkan festival tersebut dengan membawa 20 koleksi dalam seri Gayatri Vol.III X Nefertiti Paris yang memanfaatkan tenun Baduy.
Tenun berwarna dasar hitam dari Baduy Dalam dipilih sebagai material utama lantaran memiliki filosofi yang dalam. Menurut pria yang akrab disapa Aa Yudhis itu, warna tersebut bermakna kembali ke alam dan motif kotak-kotak sebagai lambang kesederhanaan hidup orang Baduy.
Baca Juga
Advertisement
"Motif garis lurus itu bermakna hidupnya lurus, sementara kotak-kotak bermakna hidupnya di kotak menjaga adat," tutur Yudhis dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis, 17 Oktober 2019.
Di sisi lain, belum banyak desainer yang mengangkat tenun Baduy dalam rancangan mereka. Meski bermotif sederhana, tenun tersebut memancarkan keindahan dan bisa mendukung desainnya yang mengusung konsep simpel elegan.
"Garis desain koleksi besok yang akan dibawa ke Australia lebih dominan edgy, walau tak terlepas dari karakter elegan, international look...Dengan tampilan edgy, tenun dan batik bisa di-combine untuk occassion apapun," ujarnya.
Yudhis sempat memamerkan lima dari 20 koleksi yang akan dibawa ke Australia. Salah satunya atasan jaket cropped berlengan balon dengan potongan pas badan. Ia memadukan jaket dengan tanktop hitam dan celana palazzo berbahan organza dan detail tenun Baduy di sisi luar.
"Ini kan modern ya. Bisa untuk acara kasual dan semi formal juga," kata dia.
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tantangan Produksi
Yudhis mengaku butuh waktu enam bulan untuk menyelesaikan rancangan hingga busana jadi. Tantangannya terutama dalam produksi tenun baduy mengingat komunikasi yang dibangun terbentuk infrastruktur dan jarak.
"Ketersediaan tenun pemintal kan tak selalu ada. Belum lagi jaraknya lumayan jauh dan juga terbentur komunikasi. Aku coba siasati bagaimana satu pattern bisa diproduksi massal," katanya.
Lantaran motif yang dimiliki tak banyak pilihan, ia hanya bisa leluasa dalam penentuan warna tertentu. Ia pun memilih warna-warna gelap, seperti hitam dan merah marun.
"Saya nonjolin shades of Baduy, itu juga tema yang saya angkat," tuturnya.
Sekitar 15 perajin tenun Baduy yang semuanya perempuan, terlibat dalam produksi koleksi ready to wear tersebut. Ia berharap rancangannya bisa menarik perhatian sekitar 20 ribu pengunjung yang akan hadir dalam Festival Indonesia itu.
"Targetnya adalah orang Australia sendiri dan orang Indonesia yang tinggal di Australia," kata dia.
Khusus koleksi yang dibawa nanti seluruhnya ditujukan bagi kaum hawa. Namun, Yudhis sudah menyiapkan koleksi berbahan tenun baduy untuk kaum lelaki juga.
Advertisement