Liputan6.com, Tokyo - Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Arifin Tasrif, ditetapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Dia akan melengkapi jajaran Kabinet Indonesia Maju.
Arifin merupakan kelahiran Minangkabau. Dia menyelesaikan pendidikan sarjana dari Institut Teknologi Bandung jurusan Teknik Kimia pada tahun 1972.
Pada tahun 2011, dia menerima Honorary Fellowship Award dari AFEO (ASEAN Federation of Engineering Organization), atas kontribusinya dalam dunia keprofesian sebagai insinyur di Indonesia dan regional ASEAN.
Adapun Arifin merupakan mantan Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) sebelum digantikan Menteri BUMN Rini Soemarno.
Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengangkat Arifin Tasrif menjadi Dirut BUMN pada tahun 2010. Kemudian diangkat menjadi Dubes Jepang pada Juni 2017. Ia merangkap jabatan itu sebagai Dubes Federasi Mikronesia.
Baca Juga
Advertisement
Selama Arifin Tasrif menjabat sebagai Dubes Jepang, koordinasi ekonomi antara Indonesia dan Jepang terus berjalan dengan baik. Yang terbaru, Jepang ikut berpartisipasi dalam ajang Trade Expo Indonesia (TEI) dan berhasl meraup USD 259 juta.
Berdasarkan informasi Kementerian Luar Negeri (Kemlu), semasa pimpinan Arifin, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Jepang juga mengawal kerja sama di sektor perkeretaapian dan perikanan.
KBRI Tokyo era Arifin Tasrif terus mendorong tenaga migran Indonesia agar bekerja di Jepang. Profesi perawat menjadi salah satu yang terfavorit di Jepang dan gajinya pun mencapai Rp 20 juta per bulan.
Arifin Tasrif pun turut menggelar audiensi dengan PPI Jepang untuk mendengar keluhan mahasiswa, seperti terkait paspor, membantu wirausaha, serta berupaya agar jangkauan LPDP di Jepang makin luas.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Jadi Menteri, Nadiem Makarim Diminta Utamakan Kebijakan Kreatif
Rektor UI Periode 2019-2014 Prof. Ari Kuncoro angkat suara terkait kesediaan Nadiem Makarim sebagai menteri di era Joko Widodo jilid II.
Kata dia, kinerja Nadiem Makarim sudah teruji lewat menakhodai perusahaan besar sekelas Gojek. Selain itu, reputasi Nadiem menurut dia juga sudah terbukti sebagai jebolan dari Universitas Harvard.
"Sekarang masyarakat sudah bisa membentuk ekspektasi terhadap pemerintahan dan membentuk tingkah laku. Ini adalah suatu bentuk aplikasi dari kredibilitas," tuturnya di Gedung BEI, Senin (21/10/2019).
"Selain itu figur kan juga perlu dilihat bibit, bobot, bebetnya. Kenapa harus Nadiem? Dia tamatan Harvard, ivy league education. Dia juga punya bisnis Gojek," tambah dia.
Kuncoro bilang, latar belakang Nadiem sebagai pengusaha akan membantu menelurkan kebijakan-kebijakan kreatif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun-tahun mendatang.
"Figur ini akan menuntun ekspektasi masyarakat ke arah aksi, karena sudah ada bukti empirisnya. Mereka akan membentuk ekspektasi yang baik. Yang ditunggu juga turunan-turunan kebijakanya. Harus cepat buat kebijakan karena zaman sekarang ditentukan lewat informasi yang datang dengan cepat juga," ujarnya.
Selain itu, sosok Nadiem Makarim juga dinilai dapat meningkatkan kepercayaan investor asing untuk datang ke pasar domestik.
"Investor-investor bisa melirik Indonesia dengan pendekatan door to door karena sosok orangnya," kata dia.
Advertisement
Erick Thohir Sambangi Istana, Jadi Menteri Apa?
Mantan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Erick Thohir, menyambangi Istana Kepresidenan, Jakarta. Erick tiba di Istana pukul 11.11 WIB, Senin (21/10/2019).
Erick datang mengenakan kemeja putih dan celana hitam saat datang ke Istana.
Namun, dia enggan berkomentar soal pemanggilannya hari ini. "Nanti, nanti," kata dia. Erick Thohir lalu tersenyum dan melambaikan tangan.
Sebelumnya, sejumlah tokoh menyambangi Istana dengan mengenakan kemeja putih selain Erick Thohir. Sejumlah tokoh itu antara lain Whisnutama, Mahfud Md, Christiany Eugenia Paruntu, dan Nadiem Makarim.