Pesan Khusus Farid Anfasa Moeloek untuk Menteri Kesehatan yang Baru

Mantan Menkes Farid Anfasa Moeloek punya pesan kepada sosok yang bakal menjabat sebagai Menteri Kesehatan di Kabinet Kerja Jilid II

oleh Benedikta Desideria diperbarui 22 Okt 2019, 07:00 WIB
Menteri Kesehatan Kabinet Reformasi Pembangunan 1998-1999, Farid Anfasa Moeloek (baju hitam putih) punya pesan untuk sosok yang bakal mengisi jabatan sebagai Menteri Kesehatan yang baru. (Foto: Giovani Dio Prasasti/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Siapapun yang terpilih menjadi menteri kesehatan di pemerintahan Joko Widodo pada Kabinet Kerja Jilid II, mantan Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr Farid Anfasa Moeloek SpOG berpesan agar fokus pada paradigma pencegahan penyakit.

"Cara berpikir, paradagma berpikirnya itu sehat jangan sakit. Lebih ke preventif dan promotif," kata Farid yang pernah menjabat sebagai Menteri Kesehatan Kabinet Reformasi Pembangunan 1998-1999 ini. 

Sosok menteri kesehatan di periode pemerintahan Jokowi 2019-2024 ini perlu bekerja keras agar masyarakat melakukan upaya menjaga kesehatan sehingga tidak rentan jatuh sakit.

"Jadi, harus memutar otak, supaya masyarakat mindset-nya sehat. Itu yang harus dibenahi," pesannya saat mendampingi sang istri Nila Moeloek perpisahan sebagai Menteri Kesehatan Kabinet Kerja Jilid I bersama rekan-rekan media di rumahnya di kawasan Patra Kuningan, Jakarta, Senin (21/10/2019) siang.

 

Saksikan juga video menarik berikut:


Kerja Sama Lintas Sektor

Farid Anfasa Moeloek menemani sang istri Nila Moeloek saat perpisahan bersama wartawan kesehatan di rumahnya pada Senin, 21 Oktober 2019. (Foto: Humas Kemenkes)

Selain itu, pria 75 tahun yang kini mengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini menekankan bahwa untuk menjaga kesehatan masyarakat Indonesia, Kementerian Kesehatan yang dipimpin menteri yang baru tetap perlu melakukan koordinasi lintas sektor. Hal ini diperlukan mengingat ada banyak aspek untuk mendukung masyarakar tetap sehat. Seperti bekerja sama di sektor pangan, kesehatan lingkungan, hingga pendidikan.

"Gizi anak-anak bagus (jadi) harus juga bekerja sama dengan bidang agraria. Lalu, bidang pendidikan, (terutama) pendidikan ibu, ibu itu harus pintar, anak yang pintar lahir dari ibu yang pintar," tuturnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya