Rayakan Hari Santri Nasional, Kunjungi 17 Wisata Religi di Gresik (II)

Merayakan Hari Santri Nasional, biasanya dapat dilakukan dengan berziarah. Di Gresik terdapat banyak tujuan wisata religi yang bisa dikunjungi.

oleh Liputan Enam diperbarui 23 Okt 2019, 05:00 WIB
Makam Sunan Giri di Gresik (sumber: gresikkab)

Liputan6.com, Jakarta - Hari Santri Nasional jatuh pada 22 Oktober. Peringatan ini diresmikan Presiden Jokowi di Masjid Istiqlal, Jakarta pada 2015. Hari Santri Nasional menjadi peringatan bagi santri kini dan masa depan untuk selalu memperkuat jiwa religious keislaman.

Selain itu, jiwa nasionalisme-kebangsaan juga harus tetap dijaga. Gresik adalah salah satu kota di Jawa yang termasuk dalam Kota Santri. Di Gresik terdapat banyak tujuan wisata religi yang bisa dikunjungi untuk berziarah dalam rangka Hari Santri Nasional.

Berikut 17 Wisata Religi di Gresik yang Liputan6.com lansir dari disparbud.gresikkab.go.id bagian ke-2:

10. Giri Kedaton

Situs ini adalah kedaton atau istana pusat pemerintahan era Sunan Giri. Situs ini dibangun oleh Sunan Giri seitar 1487 M. Letaknya ada di puncak sebuah bukit wilayah Kelurahan Sidomukti Kecamatan Kebomas, Gresik.

Bangunan yang adalah tempat pesantren Sunan Giri mengajarkan agama Islam dikenal dengan Giri Kedaton. Menurut cerita setempat, lokasi tersebut adalah tempat pengukuhan Raja-raja Islam Demak sampai Pajang. 

Ditempat ini pula Masjid/ Pondok Pesantren pertama di Giri berdiri. Semua peninggalan gedung tersebut seperti kelengkapan Kedaton, batu pelinggihan, kolam wudhu terdapat di sana. Banyak peziarah atau pun wisatawan datang kesana sebagai tempat bermunajad dan belajar sejarah bangunan kuno. 

11. Makam Sunan Giri

Sunan Giri dikenal sebagai ulama atau wali. Selain itu Ia juga bertindak sebaga iraja bergelar Prabu Satmoto dan memerintah Kerajaan Giri Kedaton pada 1487-1506 M. Ia sempat memimpin Gresik selama beberapa generasi. 

Ia wafat 1506 M dan dimakamkan di atas bukti dalam cungkup khas Jawa yang unik. Lokasinya berjarak 4 kilometer dari pusat kota Gresik. Makam ini sangatlah sakral dan berwibawa. Areanya terbagi menjadi 3 bagian dengan gapuro sebagai penandanya.

Area paling luar adalah Gapura Bentar dengan Kala Makara yang berbentuk sepasang naga. Area kedua adalah Garupa Bentar yang sudah tidak berbentuk. Sedangkan area ketiga adalah gapura Padukarsa dan dilanjutkan area inti yang berisi cungkup kubur Sunan Giri.

 

 

*** Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Makam Poesponegoro

Makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik (sumber: gresikkab)

12. Makam Poesponegoro 

Kyai Tumenggung (KT.) Poesponegoro adalah Bupati Gresik yang pertama pada 1669 – 1732 M. Ia wafat dan dimakamkan di komplek makam Gapuro Sukolilo bersama dengan kerabat lainnya seperti Tumenggung Ario Negoro, Kyai Tumenggung Djojodiredjo dan lain-lain. 

Makam ini sebenarnya disebut makam Asmarataka, sebelum akhirnya lazim disebut makam Poesponegoro. Di komplek makam ini terdapat tiga pintu masuk. Di dalamnya terdapat satu baris berhuruf latin yang berbunyi “Makam Poespo Negoro”. 

Bangunan cungkup makamnya sendiri bergaya kuno dengan dinding tebal dan lubang pintu masuk yang rendah. Makam KT. Pusponegoro itu sendiri terbuat dari batu andesit dengan nisan berukir dari batu putih dan inkripsi yang sudah memudar. 

Makam Poesponegoro menjadi salah satu objek wisata religi yang banyak digandrungi wisatawan. Banyak wisatawan datang ke sini untuk berdoa dan bermunajad. 

13. Makam Dewi Sekardadu

Dewi Sekardadu merupakam istri dari Syekh Maulana Ishaq.  Dewi Sekardadu memiliki nama lain yang adalah “Dewi Atikah”.

Dewi Sekardadu adalah anak dari Raja Minak Sembuyu yang adalah Raja di Blambangan, Banyuwangi, Jawa Timur. Ia merupakan ibu dari Raden Paku atau lebih dikenal dengan Sunan Giri.

Makam ini berlokasi di Dewi Sekardadu No. 01, Kelurahan Ngargosari, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik.

14. Makam Maulana Malik Ibrahim 

Syekh Maulana Malik Ibrahim yang dikenal juga dengan sebutan Maulana Maghribi, atau Syekh Maghribi adalah wali tertua dari deretan sunan atau wali di Jawa. Ia ke Jawa untuk menyebarkan ajaran Islam pada zaman Majapahit. 

Ia wafat pada 1419M dan dimakamkan di jantung kota Gresik atau lebih tepatnya di Jalan Malik Ibrahim, di Desa Gapuro Sukolilo. Lokasinya hanya berjarak 200 meter dari alun-alun kota Gresik. Kompleks makam ini dkelilingi oleh pemakaman keluarga dan umum. 

Bangunan Makam Maulana Malik Ibrahim memiliki ciri khasnya tersendiri. Hal tersebut terlihat dari batu nisan yang bergaya Gujarat. Batu nisannya terbuat dari batu marmer berbentuk kapal Gujarat dan tulisan arabnya yang juga banyak ditemui di negeri Gujarat.


Makam Siti Fatimah Binti Maimun

15. Makam Siti Fatimah Binti Maimun

Berlokasi di Desa Leran, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, makam ini dikelola oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan sejak tahun 1973. Makam Siti Fatimah Binti Maimun telah ditetapkan menjadi salah satu Kawasan Cagar Budaya Nasional dan makam islam tertua di Asia Tenggara. 

Siti Fatimah adalah anak dari Syekh Maimun yang berasal dari Iran dan Aminah yang berasal dari Aceh. Ia datang ke Jawa dan menetap di Desa Leran. Di sana Ia menyebarkan ajaran Islam. 

Cungkup dari makam Siti Fatimah berbahan batu kapur yang diambil dari gunung Suci. Berbeda dengan makam pada umumnya, cungkup ini dibentuk menyerupai candi pada masa Hindu-Budha. 

16. Makam Putri Cempo

Makam Putri Cempo berada di Gresik, Trowulan. Hingga saat ini banyak bagian dari makam ini yang masih menjadi misteri. Hal ini dikarenakan banyaknya versi yang menceritakan putri cempo ini.

(Kezia Priscilla – Mahasiswa UMN)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya