Liputan6.com, Palembang - Sriwijaya telah lama dikenal sebagai kerajaan maritim terbesar dan terkuat yang pernah ada di kawasan Nusantara. Bahkan pengaruhnya tersebar hingga ke Madagaskar di Benua Afrika. Tidak hanya itu, masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya juga ditandai dengan kerukunan dan keharmonisan masyarakatnya yang heterogen.
Di abad modern, Kerajaan Sriwijaya mulai dikenal ketika seorang arkeolog bernama George Coedes menulis buku berdasarkan penelitiannya yang berjudul “Le Royaume de Criwijaya” yang terbit pada 1918. Sejak itulah, Kerajaan Sriwijaya mulai menarik perhatian para ahli untuk lebih dalam meneliti, apalagi pada saat itu juga banyak ditemukan berbagai peninggalan Kerajaan Sriwijaya berupa prasasti, peninggalan arsitektur, area bersejarah, dan artefak.
Advertisement
Untuk menjaga dan melestarikan serta menampilkan kebesaran dan kejayaan Sriwijaya itulah kemudian pada 1990 dibangun Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya (TPKS). Memakan waktu empat tahun dalam pembangunannya, TPKS kemudian diresmikan berdiri oleh Presiden Soeharto pada 22 Desember 1994. Lokasi berdirinya TPKS berada di sebuah kelokan Sungai Musi, tepatnya di situs Karang Anyar Kecamatan Ilir Barat II, Kota Palembang.
Pemilihan lokasi tersebut bukan tanpa sebab, menurut Cahyo Susianingsih, Kepala Pengelolaan Koleksi TPKS kepada Liputan6.com mengatakan, berdasarkan interpretasi foto udara, lokasi berdirinya TPKS merupakan tempat berdirinya Kerajaan Sriwijaya. Hal tersebut dibuktikan dengan ditemukannya banyak benda peninggalan Kerajaan Sriwijaya, seperti sisa bangunan bata, sejumlah fragmen gerabah keramik, manik-manik, dan sisa perahu.
Selain itu, di lokasi TPKS juga ditemukan jaringan air berupa kolam, yang menggambarkan bahwa sejak dahulu kawasan tersebut sudah ditinggali oleh masyarakat yang ahli dalam bidang tata air dan kemaritiman. Berbagai penemuan tersebut tentu menunjukkan Situs Karang Anyar yang juga merupakan lokasi berdirinya TPKS sekarang adalah situs yang penting bagi perkembangan Kerajaan Sriwijaya.
Secara umum TPKS memiliki luas lahan sekitar 20 hektar yang dilengkapi oleh tiga bangunan utama. Tiga bangunan tersebut antara lain gedung museum, gedung pendopo, dan gedung prasasti peresmian. Gedung museum digunakan untuk menyimpan berbagai benda peninggalan Kerajaan Sriwijaya, yang dibuka setiap hari kecuali Senin dan hari libur nasional.
Sementara gedung Pendopo digunakan sebagai tempat untuk mengadakan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan Kerajaan Sriwijaya. Tepat di bagian kiri dan kanan gedung prasasti peresmian terdapat panggung outdoor yang biasa digunakan untuk kegiatan di luar ruangan. Tiap tahun tempat ini kerap menjadi lokasi digelarnya Festival Sriwijaya.
Simak juga video pilihan berikut ini: