Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun, Jokowi Perlu Lakukan Ini

Pengamat Ekonomi Bhima Yudhistira memprediksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada sisa waktu 2019 bakal merosot dibawah 5 persen

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 21 Okt 2019, 17:00 WIB
Suasana gedung-gedung bertingkat yang diselimuti asap polusi di Jakarta, Selasa (30/7/2019). Badan Anggaran (Banggar) DPR bersama dengan pemerintah menyetujui target pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran angka 5,2% pada 2019 atau melesat dari target awal 5,3%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Ekonomi Bhima Yudhistira memprediksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada sisa waktu 2019 bakal merosot dibawah 5 persen.

Bhima mengatakan, ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi) beserta kabinet kerja barunya, sebab tahun ini tinggal menyisakan beberapa bulan lagi.

"Iya, bahkan bisa dibawah 5 persen. Sisa waktu kan tinggal 2 bulan efektif, jadi tidak banyak yang bosa dilakukan," ujar dia kepada Liputan6.com, Senin (21/10/2019).

Dia lantas turut memberi saran kepada pemerintah untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi negara. Menurutnya, stabilitas politik perlu diperkuat guna menjaga daya beli konsumen.

"Saran saya yang penting jaga daya beli dan kepercayaan konsumen. Stabilitas politik dan keamanan jadi kunci utama," imbuh Bhima.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Laporan Bank Dunia

Pemandangan gedung-gedung bertingkat di Ibukota Jakarta, Sabtu (14/1). Hal tersebut tercermin dari perbaikan harga komoditas di pasar global. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Beberapa waktu lalu, Bank Dunia telah mengeluarkan laporan terbaru mengenai prospek pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Timur dan Pasifik.

Dalam laporan berjudul World Bank East Asia and Pacific Economic Update October 2019, Weathering Growing Risks, Indonesia menjadi salah satu negara yang perekonomiannya tercatat melemah.

Pada laporan tersebut, Growth Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mengecil dari 5,2 persen pada 2018 menjadi 5,0 persen di 2019. Bahkan, angka tersebut lebih rendah dari prediksi April lalu, yakni 5,1 persen.

Jika dibandingkan dengan negara tetangga, posisi Indonesia terhitung masih tertinggal. Seperti Kamboja, yang terlihat masih superior meski pertumbuhan ekonominya juga diperkirakan melemah, dari 7,5 persen (2018) menjadi 7 persen (2019).

 


Tertinggal dari Papua Nugini

Pekerja tengah mengerjakan proyek pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Sabtu (15/12). Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2019 mendatang tidak jauh berbeda dari tahun ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bahkan, Indonesia masih kalah jika dikomparasikan dengan Papua Nugini. Perekonomian negara itu diprediksi melonjak hebat, dari -0,5 persen (2018) menjadi 5,6 persen pada tahun ini.

Negara lainnya yang juga unggul dari Indonesia antara lain Laos (6,5 persen), Myanmar (6,6 persen), Filipina (5,8 persen), dan Vietnam (6,6 persen). Di sisi lain, posisi NKRI masih di atas beberapa negara besar Asia Tenggara seperti Malaysia (4,6 persen) dan Thailand (2,7 persen).

Untuk beberapa tahun ke depan, Bank Dunia meramal, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan sedikit terangkat. Pada 2020, perekonomian kita bakal naik jadi 5,1 persen, dan kembali meningkat 1 persen di 2021 menjadi 5,2 persen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya