Setelah Muhammadiyah, Giliran NU Terima Kunjungan Dubes AS

NU menerima kunjungan Dubes AS untuk Indonesia pada Senin, 21 Oktober 2019.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 21 Okt 2019, 17:41 WIB
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj menerima Duta Besar AS untuk Indonesia Joseph R Donovan Jr. di Jakarta, Senin (21/10/2019). Pertemuan dalam rangka silaturahmi kepada organisasi massa Islam di Jakarta dan menjalanin kerja sama. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Joseph Donovan mengunjungi kantor PB Nahdlatul Ulama pada Senin (21/10/2019). Kedatangannya disambut langsung Ketua Umum NU Said Aqil Siradj.

Dubes AS sebelumnya juga mengunjungi organisasi Islam lainnya yaitu Muhammadiyah, kini pihaknya juga kunjungi NU untuk bahas masalah serupa.

Sebelum diskusi dimulai, Dubes AS mengucapkan selamat atas terpilihnya dan resminya Jokowi sebagai presiden terpilih di periode mendatang.

Dalam diskusi yang berlangsung selama kurang lebih satu jam, baik pihak AS maupun NU membahas tentang beberapa isu di antaranya adalah bertukar pendapat masalah pendidikan, beasiswa, dan juga kesehatan. 

Lebih lanjut, dalam bidang pendidikan khususnya, kedua pihak sepakat untuk bekerja sama dalam meningkatkan perguruan tinggi NU dengan universitas internasional yang ada di AS. Keduanya juga mengatakan bahwa akan ada rencana pertukaran beasiswa dan dosen.

Di samping itu, Donovan juga turut menyampaikan pandangannya terhadap NU yang menurutnya menganut Islam moderat dan antiradikalisme.

"Saya menghormati NU yang menjadi contoh akan Islam yang moderat dan toleran. Tak hanya di Indonesia, namun NU juga jadi contoh untuk dunia," ucap Dubes AS, Joseph Donovan.

Ketum NU, Said turut mengatakan permohonannya bagi masyarakat AS untuk tidak melakukan generalisasi terhadap Islam.

"Islam di Indonesia terutama NU bukan Islam yang radikal seperti di Middle East. Saya harap masyarakat Amerika juga paham itu, jangan menggeneralisir bahwa Islam itu garis miring teroris, Islam garis miring radikal, itu jangan," papar Said dalam konferensi pers.

 

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Isu Internasional

Suasana pertemuan Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj dan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph R Donovan Jr. di Gedung PBNU, Jakarta, Senin (21/10/2019). Pertemuan dalam rangka silaturahmi kepada organisasi massa Islam di Jakarta dan menjalanin kerja sama. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Tak ketinggalan, Dubes AS juga membawa isu internasional untuk dibahas bersama dengan pihak NU. Isu Afganistan, Palestina dan Xinjiang menjadi topik utama yang dibahas perihal isu kemanusiaan.

Donovan mengatakan telah menerima surat resmi dari Sekjen PBB bahwa 5 organisasi kemanusiaan, diantaranya Amnesty International, Human Rights Watch, International Federation of Human Rights, Internasional Comission of Jurish dan World Uyghur Confederation, telah menyatakan bahwa isu Xinjiang menjadi masalah paling mendesak untuk saat ini.

Mengenai hal tersebut, NU mengatakan siap untuk menjadi juru damai untuk masalah kemanusiaan seperti yang sebelumnya sudah dilakukan untuk Afghanistan dan Myanmmar. 

Sedangkan, Dubes AS Donovan tidak menyarankan siapapun untuk memihak antara AS atau China.

"AS tidak pernah meminta negara manapun, termasuk Indonesia untuk memihak antara Amerika atau China," ujar Donovan ketika ditanya perihal Xinjiang.

Dalam diskusi itu, tak lupa masalah Papua juga turut dibicarakan. Pihak AS mengatakan sangat menghormati kedaulatan wilayah Indonesia di tanah Papua dan berharap pemerintah dapat bekerja sama dengan pemerintah lokal untuk menyelesaikan masalah tersebut. 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya