Liputan6.com, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan, Saka Energi akan meneruskan Petronas Cari Gali Muriah Ltd (PCML) untuk mengelola lapangan Kepodang Blok Muriah.
Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdudarrahman mengatakan, peralihan tersebut dilakukan secara bisnis, saat ini SKK Migas sedang menunggu penyelesaian dokumennya.
"Mereka (Petronas dan Saka) sedang membereskan dokumennya," kata Fatar, di Jakarta, Senin (21/10/2019).
Saka Energi merupakan pemegang hak partisipasi Lapangan Kepodang Blok Muriah sebesar 20 persen, sedangkan 80 persen sisanya dimiliki Petronas.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Fatar, Saka Energi akan memproduksi sisa kandungan gas yang ada di Lapangan Kepodang Blok Muriah sebesar 20 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd), atau hanya 3 bulan kedepan.
"Produksinya kira-kira tiga bulan saja, itu cadangannya tinggal tiga bulan produksi," ujar Fatar.
Fatar mengungkapkan, SKK Migas ingin proses peralihan dilakukan secepatnya, agar Lapangan Kepoda bisa memasok gas kembali ke Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Tambak Lorok, JawaTengah. Jika tidak lembaga tersebut akan mengalihkan ke pihak lain.
"Kita maunya secepatnya, kalau dia tidak mampu kita pikirkan sama yang lain," tandasnya.
Untuk diketahui, Pada 23 September 2019 pukul 23.59 WIB, PCML memutuskan untuk melakukan penghentian gas dari lapangan Kepodang, dengan alasan berakhirnya kontrak perjanjian jual beli gas antara PCML dan PLN untuk bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Tambak Lorok Jawa Tengah yang dioperatori PT Indonesia Power.
Penyaluran gas tersebut dilakukan melalui jaringan pipa gas Kalija I yang dikelola oleh Kalimantan Jawa Gas (KJG), sehingga berakhirnya kontrak tersebut juga menyebabkan berakhirnya Gas Transportation Agreement antara KJG, PCML, dan PLN.
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Saka Energi Mulai Fase Pertama Pengembangan Lapangan Sidayu
PT Saka Energi Indonesia menyetujui fase pertama pengembangan lapangan Sidayu di Pangkah PSC, Jawa Timur. Fase pertama ini diperkirakan dapat selesai dan meningkatkan produksi pada akhir 2019.
Direktur Utama Saka Energi Tumbur Parlindungan mengatakan, lapangan Sidayu adalah pengembangan dengan kedalaman air dangkal sekitar 15 meter dengan empat sumur produksi yang direncanakan.
"Lapangan Sidayu berlokasi sekitar tujuh kilometer dari lapangan utama Pangkah, di mana hasilnya akan terhubung dengan fasilitas produksi yang ada melalui pipa bawah laut," kata Tumbur, di Jakarta, Senin (30/4/2018).
Dia mengungkapkan, setelah program eksplorasi yang sukses di Sidayu pada awal 2017, Plan of Development (POD) atau pengembangan Sidayu akan membangun dulu anjungan produksi tambahan dan beberapa sumur pengembangan. "POD sudah disetujui oleh SKK Migas pada akhir Oktober 2017," jelas dia.
Setelah Sidayu, Anak usaha PT Perusahaan Gas Negara (PGN) tersebut akan mengembangkan lapangan West Pangkah. Saat ini POD sedang dalam proses Final Investment Decision (FID).
Untuk mengembangkan lapangan Sidayu dan West Pangkah, Saka Energi akan berinvestasi sebesar Rp 2,4 triliun. Kedua lapangan tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi minyak di Pangkah PSC mencapai 12.500 berel per hari (bph) dan gas 90 MMSCFD. Proyek ini akan memberikan kontribusi kepada pemerintah sekitar Rp 1,2 triliun.
Konsisten dengan komitmen untuk mendukung program pemerintah untuk meningkatkan kegiatan eksplorasi di Indonesia, PGN Saka akan terus melanjutkan program eksplorasi di Pangkah PSC dan South Sesulu PSC di 2018.
Program ini akan mencakup pengeboran eksplorasi berikutnya dan pengujian dua prospek, struktur Tambakboyo di Pangkah PSC dan struktur West SIS-A di South Sesulu PSC.
"Proyek-proyek pengembangan baru ini akan memproduksi energi yang sangat dibutuhkan untuk ekonomi Indonesia yang berkembang," tandasnya.
Advertisement