Pesan PDIP untuk Gerindra yang Bergabung ke Koalisi Jokowi

Menurut Hasto ini bukan masalah legowo atau tidak. Tapi bagian dari fatsun partainya.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 22 Okt 2019, 05:29 WIB
Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto memberi keterangan terkait Kongres V PDI Perjuangan tahun 2019 di Jakarta, Kamis (1/8/2019). Kongres dilaksanakan di Bali pada 8 Agustus 2019 dan mengambil tema Solid Bergerak Untuk Indonesia Raya. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto telah memberi sinyal menjadi menteri bidang di kabinet mendatang, usai dipanggil Presiden Joko Widodo atau Jokowi hari ini. Hal ini membuat sinyal partai tersebut resmi bergabung ke koalisi.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan memberikan pesan kepada Gerindra jikalau membelot atau menusuk dari belakang di koalisi. Menurut Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, rakyat akan bisa menilainya sendiri.

"Kan rakyat bisa melihat. Orang Jawa itu ada perumpamaan, dikei hati, ojo ngrogoh rempela (dikasih hati, jangan minta ampela)," kata Hasto usai menghadiri acara syukuran relawan Arus Bawah Jokowi, di Jakarta, Senin (21/10/2019).

Menurut Hasto ini bukan masalah legowo atau tidak. Tapi bagian dari fatsun partainya.

"Ini kan fatsun. Kita bicara fatsun, kita semua sudah pilih Presiden dan Wakil Presiden. Kita berikan kepercayaan bagi presiden menentukan arah bagi bangsa ke depan termasuk dalam menentukan koalisi pascapemilu," tegas Hasto.

"Dengan demikian, postur bagi pemerintahan akan datang adalah pemerintahan berjiwa gotong royong dan merangkul. Dengan demikian soliditas sangat kuat bagi kita untuk mengatasi tantangan internal maupun ekseternal," lanjut dia.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan video pilihan berikut ini:


Tak Menutup Kritik

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto saat menjenguk Wiranto di RSPAD, Senin (14/10/2019). (Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra)

Dia menuturkan, jika ada dari Koalisi Indonesia Kerja yang memutuskan untuk keluar, itu hanya bagian dari dinamika politik saja.

"Demokrasi kan membuka ruang untuk seluruh partai koalisi untuk berpendapat. Demokrasi bersama Pak Jokowi tidak menutup berbagai tanggapan-tanggapan kritis. Itu sehat di dalam dinamika koalisi," jelas Hasto.

Dia menegaskan, sosok yang dipanggil Jokowi sebagai calon menteri hari ini, itu merupakan hasil pembahasan antara para ketua umum parpol dengan Jokowi, yang memiliki komitmen untuk fokus pada SDM.

"Karena itu seluruh ketum partai sudah diajak bicara, berdiskusi dan format koalisi yang terbaik juga sudah diputuskan oleh Bapak Presiden," pungkasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya