Raja Thailand Copot Gelar Kehormatan Selirnya atas Tuduhan Tak Setia

Raja Thailand Vajiralongkorn mencopot semua gelar kehormatan selirnya atas tuduhan "kelakuan buruk dan ketidaksetiaan terhadap raja".

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 22 Okt 2019, 10:24 WIB
Raja Thailand Maha Vajiralongkorn dan mantan selirnya, Sineenat Wongvajirapakdi (Royal Thai Photo)

Liputan6.com, Bangkok - Raja Thailand Maha Vajiralongkorn mencopot semua gelar kehormatan selirnya atas tuduhan "kelakuan buruk dan ketidaksetiaan terhadap raja".

Pengumuman resmi dari pihak Kerajaan Thailand mengatakan, Sineenat Wongvajirapakdi telah "ambisius" dan berusaha "memposisikan dirinya setara dengan ratu," demikian seperti dikutip dari BBC, Selasa (22/10/2019).

"Perilaku permaisuri dianggap tidak sopan," lanjut pernyataan itu.

Sineenat Wongvajirapakdi (nama kehormatan) diangkat menjadi "selir dan permaisuri terhormat kerajaan" pada Juli 2019, hanya dua bulan setelah Raja Thailand Vajiralongkorn menikahi Ratu Suthida, istri sah keempatnya.

Perempuan bernama asli Niramon Ounprom itu merupakan seorang mayor jenderal dan merupakan pilot terlatih, perawat, dan pengawal. Ia adalah orang pertama yang dianugerahi gelar Royal Noble Consort atau "selir terhormat kerajaan" dalam hampir satu abad.

Pengumuman bahwa Sineenat telah dilucuti dari gelarnya diterbitkan di Royal Gazette pada Senin, 21 Oktober 2019. Itu menandai kejatuhan tiba-tiba Sineenat dari posisi "terhormat" sebagai permaisuri kerajaan, yang selama beberapa tahun sering terlihat di sisi Raja Thailand Maha Vajiralongkorn.

Bahkan setelah pernikahan raja dengan Ratu Suthida, Sineenat adalah tamu tetap di acara-acara Kerajaan Thailand.

Simak video pilihan berikut:


Kata Pihak Istana Kerajaan

Raja Thailand Maha Vajiralongkorn dan selir kerajaan Sineenat Wongvajirapakdi. (dok. AFP PHOTO / THAILAND'S ROYAL OFFICE)

Pernyataan yang diterbitkan oleh pihak Kerajaan Thailand pada Senin, 21 Oktober mengatakan, Sineenat telah "menunjukkan perlawanan dan tekanan dengan segala cara untuk menghentikan penunjukan Ratu" menjelang penobatan pada bulan Mei 2019.

"Raja memberinya posisi permaisuri, dengan harapan meringankan tekanan dan masalah yang dapat memengaruhi monarki," kata pernyataan itu.

Ia juga menuduh permaisuri "perlawanan terhadap raja dan ratu" dan menyalahgunakan kekuasaannya untuk memberi perintah atas nama raja.

Raja, kata pernyataan itu, memahami bahwa Sineenat "tidak bersyukur atas gelar yang diberikan kepadanya, dan dia juga tidak berperilaku sesuai dengan statusnya".

"Beliau (Raja Vajiralongkorn) memerintahkannya (Sineenat) melepaskan semua gelar kerajaan, dekorasi, status dalam penjaga kerajaan dan pangkat militernya.

Raja Vajiralongkorn naik tahta setelah kematian ayahnya pada tahun 2016.


Raja Thailand Beristri Banyak

Selebaran tak bertanggal pada 26 Agustus 2019 memperlihatkan selir raja yang baru saja dinobatkan, Sineenat Bilaskalayani yang juga dikenal sebagai Sineenat Wongvajirapakdi. Istana Thailand telah merilis foto-foto langka dan biografi selir c Raja Maha Vajiralongkorn. (HO/THAILAND'S ROYAL OFFICE/AFP)

Raja Vajiralongkorn memiliki empat istri: Putri Soamsawali dari tahun 1977 hingga 1993; Yuvadhida Polpraserth dari 1994 hingga 1996; Srirasmi Suwadee antara tahun 2001 dan 2014; dan Ratu Suthida yang baru dinikahinya tahun ini.

Penyebab sebenarnya dari pengangkatan Sineenat sebagai permaisuri mungkin tidak akan pernah dipublikasikan, mengingat kerahasiaan yang menyelubungi urusan istana di Thailand. Hukum lese-majeste negara melarang penghinaan terhadap monarki dan termasuk memiliki implikasi hukum paling keras di dunia.

Pencopotan gelar kehormatan Sineenat menggemakan kasus dua mantan istri Raja. Pada tahun 1996, ia mencela istri keduanya, yang melarikan diri ke Amerika Serikat, dan menolak untuk mengakui empat putra yang ia miliki.

Pada 2014, istri ketiganya, Srirasmi Suwadee, sama-sama dicopot dari semua gelarnya dan dibuang dari kasta monarki. Putranya yang berusia 14 tahun telah dibesarkan oleh Raja Vajiralongkorn di Jerman dan Swiss.

Raja juga menggunakan kekuatan kerajaannya dengan cara yang lebih langsung daripada para pendahulunya. Awal bulan ini, dua unit tentara paling penting di ibu kota Bangkok ditempatkan langsung di bawah komandonya--konsentrasi kekuatan militer di tangan kerajaan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Thailand modern.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya