Liputan6.com, Beijing - Pemerintah China dan media yang dikelola menuduh negara-negara Barat munafik dalam sikap mereka terhadap protes kekerasan di Spanyol, Chili dan Hong Kong selama seminggu terakhir.
Dilansir dari CNN, Selasa (22/10/2019), beberapa artikel bahkan menuduh demonstrasi di Eropa dan Amerika Selatan adalah akibat langsung dari toleransi Barat terhadap kerusuhan yang terjadi di Hong Kong, yang kini sudah berlangsung selama kurang lebih 20 minggu.
Pada Senin malam, juru bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying mengatakan bahwa tanggapan dari negara-negara Barat terhadap protes telah menunjukkan demokrasi dan hak asasi manusia hanyalah kedok penutup bagi negara-negara Barat untuk campur tangan dalam urusan Hong Kong.
Advertisement
"Semakin banyak orang telah menyadari bahwa hak asasi manusia dan demokrasi yang disebutkan oleh beberapa politisi Barat hanyalah ilusi sebagai fatamorgana di padang pasir," ujarnya.
Dalam sebuah komentar yang diterbitkan di Beijing News yang dikelola pemerintah pada hari Minggu, mantan diplomat Cina Wang Zhen menulis dampak dari 'kekacauan di Hong Kong' telah mulai mempengaruhi dunia Barat.
"Selama sepekan terakhir, pengunjuk rasa telah bentrok dengan pihak berwenang di ketiga lokasi karena alasan berbeda, tetapi media pemerintah China menuduh bahwa demonstran di Chili dan Spanyol mengambil isyarat dari Hong Kong.
Unjuk rasa yang kini berlangsung di Hong Kong menjadi semakin tak terkendali dalam sebulan terakhir. Hal itu ditandai dengan aksi vandalisme yang meluas dan perusakan toko-toko yang dianggap pro-Beijing selama demonstrasi.
Pada hari Minggu, pawai di distrik perbelanjaan populer, Tsim Sha Tsui berangsur-angsur memburuk dan berubah menjadi kekacauan ketika bom molotov dilemparkan dan api dinyalakan di stasiun kereta bawah tanah dan di luar toko.
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dampak Pada Dunia
Menurut Wang, pengunjuk rasa di Spanyol telah mulai mengadopsi taktik Hong Kong, termasuk slogan "Be Water" dalam usaha menghindari polisi. Para pengunjuk rasa berkumpul di Barcelona untuk menyerukan kemerdekaan Catalonia setelah politisi pro-kemerdekaan dipenjara dengan hukuman berat.
Lebih dari 200 polisi telah terluka dan 171 kendaraan rusak dalam aksi protes yang dimulai minggu lalu.
Di Chile, kebijakan pemberlakuan jam malam di ibukota, Santiago setelah aksi demontrasi yang turut merusak transportasi umum. Tiga orang telah tewas menjadi korban dalam sebuah insiden kebakaran supermarket.
Pada hari yang sama, sebuah tabloid bernama Global Times menuduh demonstran Hong Kong telah memberi dampak revolusi kepada dunia.
"Negara Barat telah menanggung akibat atas dukungannya terhadap aksi di Hong Kong, dimana secara cepat telah juga berdampak bagi banyak negara di dunia dan meramalkan risiko politik yang tidak bisa dikelola Barat, " tulis artikel itu.
Amerika Serikat telah berulang kali menyuarakan dukungannya terhadap demonstran Hong Kong yang sedang menunjukkan kemarahannya terhadap pemerintah China.
Secara nyata, pada 14 Oktober lalu, Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat telah mengesahkan undang-undang yang berisi dukungan terhadap aktivis Hong Kong.
Advertisement