Garuda Indonesia Bakal Gunakan Drone untuk Bisnis Kargo

Pada 2020, Garuda Indonesia setidaknya akan memiliki 10 unit drone untuk logistik

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Okt 2019, 12:30 WIB
Ada Penumpang Kritis di Dalam Pesawat, Garuda Mendarat Darurat di Australia (Foto: Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia M. Ikhsan Rosan)

Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk akan menggunakan pesawat udara tanpa awak atau drone (unmaned aerial vehicle/UAV) dalam bisnis kargonya. Namun hal ini harus melalui masa uji coba terlebih dahulu.

Direktur Kargo dan Pengembangan Bisnis Garuda, Mohammad Iqbal mengatakan uji coba akan dilakukan perdana di Aceh pada November mendatang.

Uji coba juga akan melibatkan Direktorat Kelaikidaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU).

"Kami akan trial selama 3 bulan dulu. Kami uji apa risikonya, apa sudah memenuhi kelayakan DKUPPU,” kata dia dalam diskusi bertajuk 'Menata Drone di Langit Ibu Pertiwi, di Hotel Morrisey, Jakarta, Selasa (22/10).

Dalam masa uji coba, drone akan mengangkut barang berkapasitas tidak lebih dari 500 kilogram dan dapat menjangkau jarak lebih-kurang 1.200 kilometer dengan kecepatan 300 kilometer per jam.

Setelah Aceh, beberapa daerah lainnya yang akan dijadikan wilayah uji coba adalah wilayah Maluku, Maluku Utara, hingga Manado. Daerah-daerah tersebut dipilih sebab memiliki potensi Sumber Daya Alam seperti perikanan yang melimpah namun sulit dijangkau oleh angkutan logistik. Nantinya, drone akan mengangkut ikan hidup yang memiliki waktu maksimal 14 jam agar tetap segar.

Setelah lolos uji coba, Garuda Indonesia akan menerbangkan pesawat tersebut untuk kepentingan komersial.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Mulai 2020

foto ilustrasi penggunaan drone untuk pertanian gandum barley di Inggris - AP

Dia mengungkapkan pada 2020, Garuda Indonesia setidaknya akan memiliki 10 unit drone untuk logistik yang akan diberi brand Frighter. Drone ini disebutkan akan mengangkut barang kebutuhan pokok hingga produk-produk e-commerce.

"Arahnya Garuda Indonesia ingin membangun sistem logistik mengantar barang dari Sabang sampai Merauke," ujarnya.

Saat ini, lanjutnya, kebutuhan terhadap kargo atau pengiriman logistik semakin tinggi. Menurut dia, kebutuhan terhadap angkutan kargo melonjak 11 persen per tahun. Pertumbuhan pengiriman barang e-commerce tercatat paling tinggi dengan peningkatan volume lebih dari 50 persen per tahun.

 


Memangkas Biaya Logsitik

Pesawat Garuda Indonesia terparkir di Terminal 3 bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (24/7/2019). Maskapai penerbangan Garuda Indonesia mengeluarkan kebijakan terbaru terkait pengambilan gambar ataupun video di dalam pesawat oleh penumpang ataupun awak kabin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dengan pengoperasian pesawat frighter diharapkan dapat memberi nilai tambah terhadap layanan, misalnya dengan memangkas cost logistik sebesar 30 persen dan memangkas waktu tempuh pengiriman barang dari semula 2-4 hari menjadi 24 jam.

Seiring dengan pengoperasian pesawat kargo, Garuda Indonesia juga telah meluncurkan aplikasi Tauberes. Aplikasi ini nantinya akan menghubungkan layanan kargo udara dengan agen pengiriman barang.

"Tauberes ini akan menjadi platform kolaborasi antara maskapai dengan JNE, JNT, bandara, Bulog, Angkasa Pura I dan II, Lion Parcel, dan lain-lain," tutupnya.

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya