Jakarta - Pelatih Timnas Indonesia U-22 Indra Sjafri menunggu kedatangan Saddil Ramdani pada pemusatan latihan (training centre) untuk SEA Games 2019. Saat ini, gelandang sayap 20 tahun tersebut masih diperlukan klubnya, Pahang FA, untuk Piala Malaysia 2019.
Piala Malaysia akan memasuki babak akhir. Saddil dan Pahang FA kini tengah berjuang di semifinal menghadapi Kedah FA. Pada leg pertama, 19 Oktober lalu, kedua klub bermain imbang 2-2.
Advertisement
Leg kedua bakal berlangsung pada 26 Oktober 2019 dan final, menurut mysumber, akan digelar 2 November 2019. Artinya, Saddil dapat bergabung dengan Timnas Indonesia U-22 paling lama setelah partai puncak Piala Malaysia tersebut.
Timnas Indonesia U-22 yang telah memulai latihan pertama pada TC di Lapangan G, Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Senin (21/10/2019), baru berkekuatan 17 pemain. "Kehadiran Saddil di Timnas Indonesia U-22 tergantung Pahang FA," kata Indra kepada wartawan.
"Kalau klubnya mengizinkan Saddil, kami akan panggil dia. Kalau klubnya menahan, kami akan tanpa Saddil. Simpel," tutur arsitek berusia 56 tahun tersebut.
Sebelumnya, Saddil sempat memperkuat Timnas Indonesia senior di Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia pada 5-10 September dan 10-15 Oktober 2019.
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Meminta Malaysia Adil
Indra memilih tak ambil pusing apabila Saddil tidak dilepas Pahang FA ke Timnas Indonesia U-22. Namun, eks pelatih Bali United ini meminta keadilan terhadap Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM).
Andai Timnas Malaysia U-22 dapat mendaftarkan para pemain yang tampil di Piala Malaysia untuk SEA Games 2019, Indra akan menuntut perlakuan serupa untuk Saddil. "Kalau Saddil tidak diizinkan, bagaimana mau dibawa ke SEA Games 2019," imbuh Indra.
"Namun, FAM harus adil. Kalau pemain Malaysia diizinkan untuk membela Malaysia U-22, kami tidak diizinkan, itu tidak sportif namanya," jelas Indra.
Disadur dari Bola.com (Penulis Muhammad Adiyaksa / Wiwig Prayugi, Published 22/10/2019)
Advertisement