Liputan6.com, Jakarta - Suhu udara Jakarta dan sekitarnya dalam beberapa hari ini mencapai 35 derajat Celcius. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), memanasnya suhu udara di sekitar Jakarta disebabkan oleh beberapa faktor.
Salah satunya karena wilayah Jabodetabek belum memasuki musim penghujan dan masih di penghujung musim kemarau.
Advertisement
"Indonesia itu beda-beda zona musimnya. Ada 342 zona musim. Nah, Jabodetabek itu belum masuk musim penghujan. Prediksi kita adalah pertengahan atau akhir November," kata Kepala Pusat Meteorlogi Publik BMKG Fahry Rajab saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (22/10/2019).
Selain itu, udara yang bertiup ke wilayah Indonesia, terutama Jabodetabek merupakan udara kering dari Australia. Sifat udara dari Australia ini memang panas.
"Kemudian pertumbuhan awan di atas Jakarta dan Jawa pada umumnya sangat sedikit ya," lanjut dia.
Minimnya komposisi awan di langit Jakarta ini, berdasar analisis BMKG, mengakibatkan sinar matahari yang bersinar terik langsung menimpa tanah tanpa ada penghalang dari awan. "Otomatis pemanasnya maksimal kan di atas bumi," jelas Fahry.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Selanjutnya...
Berikutnya lagi, lanjut Fahry, ialah karena posisi matahari tepat di atas garis ekuator atau katulistiwa. Hal ini jugalah yang menyebabkan beberapa daerah di Indonesia mengalami hari tanpa bayangan.
"Nah, itukan karena posisi matahari tepat di atas Indonesia nih sekarang. Nah itu yang menyebabkan kenapa suhu terasa panas sekarang ya," papar Fahry.
Fahry menyebutkan, BMKG mencatat suhu di wilayah Jakarta pernah menembus angka 39 derajat selsius. Menurutnya, hal ini dipredksi akan berlangsung selama tiga hari ke depan.
Advertisement