Ada Sapi Berkaki Delapan di Kampus UIN Pekanbaru

Induk sapi di laboratorium Fakultas Peternakan dan Pertanian UIN Sultan Syarif Kasim Pekanbaru melahirkan anak sapi berkaki delapan. Anak sapi unik ini secara umum sehat karena bisa berdiri dan menyusu.

oleh M Syukur diperbarui 22 Okt 2019, 20:00 WIB
Anak sapi berkaki delapan yang lahir di laboratorium Fakultas Peternakan dan Pertanian UIN Sultan Syarif Kasim Pekanbaru. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Seekor anak sapi aneh di kawasan Tampan Pekanbaru mengundang perhatian publik karena memiliki kaki tak biasa. Berumur 5 hari, anak sapi Bali berkelamin betina ini memiliki kaki delapan dan dua buntut.

Anak sapi berkaki delapan ini dilahirkan dari induk hibah dinas peternakan setempat ke Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim II Riau. Dia belum diberi nama khusus karena belum diizinkan pihak fakultas tersebut.

Menurut Asisten Laboratorium Agriculture Research and Development Station UIN Suska Riau, Sirwan Gunawan, anak sapi ini lahir pada Kamis tengah malam, 17 Oktober 2019. Sirwan ikut membantu proses lahiran secara normal dari induk yang diperkirakan berusia 4 tahun.

"Kami bantu mengeluarkan karena terlihat ada kelainan saat induknya melahirkan," kata Sirwan kepada Liputan6.com, Selasa Siang, 22 Oktober 2019.

Meski dilahirkan dengan kelainan, anak sapi ini secara umum masih sehat. Setengah jam usai lahiran, dia langsung belajar menyusu kepada induknya di kandang.

"Saat ini sudah belajar berjalan, sama seperti anak sapi lainnya," ucap Sirwan.

Pantauan di lokasi, anak sapi berkaki delapan ini terlihat merebahkan badan bersama anak sapi lainnya yang berusia satu bulan lebih tua. Begitu didekati, anak sapi ini langsung berdiri dan mengarah ke induk yang tak jauh dari tempat rebahannya.

Sang induk mengeluarkan insting keibuan dan seolah memberi jarak agar manusia tak mendekati anaknya. Hanya Sirwan yang bisa mendekat karena sudah familiar di lokasi tersebut.

Di dekat induknya, anak sapi unik ini langsung menyusu lagi. Tak lama kemudian, dia mencari tempat rebahan lain karena masih belum kokoh berlari.

"Dua kaki depannya juga tidak normal, seperti leter x gitu," terang Sirwan.


Bakal Dioperasi

Anak sapi berkaki delapan yang lahir di laboratorium Fakultas Peternakan dan Pertanian UIN Sultan Syarif Kasim Pekanbaru. (Liputan6.com/M Syukur)

Awalnya, Sirwan mengira anak sapi ini mempunyai enam kaki. Begitu diperiksa, ternyata ada delapan karena dua kaki yang tumbuh di punggung masih menyatu dan punya dua tapak.

"Begitu juga dengan kaki tambahan yang menempel di panggul belakang, sepertinya satu tapi setelah dilihat ada dua. Posisinya menempel dan punya dua tapak," terang Sirwan.

Meski punya delapan, kaki yang berfungi pada anak sapi ini hanya empat. Sisanya tidak bisa digerakkan karena posisinya menempel di tulang punggung dan dua kaki lagi menempel pada daging panggul.

"Buntut atau ekornya juga ada dua, satunya pendek, tumbuh berdekatan dengan skor satunya," ucap pria asal Indragiri Hilir ini.

Hasil koordinasi dengan dokter hewan, sapi ini jika sudah memungkinkan akan dioperasi. Dua kaki bagian belakang akan dilakukan operasi ringan karena tinggal memisahkan dengan daging.

"Untuk kaki di punggung itu, mungkin diamputasi karena menyatu dengan tulang punggung," kata pria semester akhir ini.

Menurut Sirwan, anak sapi berkaki delapan tidak cocok dijadikan bibit kalau sudah besar nanti. Tempatnya hanya akan membesarkan sapi itu tanpa menjodohkannya dengan sapi jantan.

Hal ini juga sudah dikonsultasikan dengan dokter hewan. Dokter menyebut kemungkinan besar organ reproduksi anak sapi berkaki delapan ini juga terganggu nantinya.

"Kemungkinan digemukkan dan dipotong, bukan untuk bibit. Di sini ada lima sapi, satu di antaranya jantan," jelas Sirwan.


Hasil Inseminasi

Anak sapi berkaki delapan yang lahir di laboratorium Fakultas Peternakan dan Pertanian UIN Sultan Syarif Kasim Pekanbaru. (Liputan6.com/M Syukur)

Menurut Sirwan, induk dari anak sapi itu sebelum hamil disuntik terlebih dahulu oleh dinas terkait. Ini merupakan bagian dari perkawinan inseminasi buatan agar menghasilkan bibit unggul.

Selama bunting, induk sapi terlihat normal setelah beberapa kali diperiksa dokter hewan. Kelainan baru diketahui setelah induk melahirkan, di mana petugas yang membantu melihat ada kelebihan kaki.

Sirwan menerangkan, kasus sapi berkaki delapan jarang sekali ditemui. Biasanya hanya ditemukan sapi berkaki lima dan paling banyak berkaki enam.

"Paling banyak itu kasusnya pada kambing, jarang pada sapi. Kalau sapi dulu ada juga yang berkepala dua di Indragiri Hulu, tapi umurnya tak lama. Kalau anak sapi ini terlihat normal kesehatannya," terang Sirwan.

Masih menurut Sirwan, sapi berkaki delapan bisa terjadi karena proses pembuahan sel telur tidak sempurna. Kemungkinan ada dua sel sperma yang membuahi tapi hanya satu yang menjadi sempurna.

"Jadinya kembar siam tapi hanya kaki saja yang tumbuh," ucap Irwan.

Sebagai informasi, inseminasi buatan pada hewan bertujuan melahirkan bibit unggul. Inseminasi pada hewan juga bertujuan melahirkan anak kembar agar perkembangan satwa cepat dilakukan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya